Duta Besar Mengundang Warga Indonesia di Jepang untuk Berdoa bagi Palestina

Tokyo (ANTARA) – Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, mendorong warga negara Indonesia yang tinggal di negara Asia Timur itu untuk berdoa agar keselamatan dan kemerdekaan Palestina pada kesempatan Idul Adha pada hari Senin.
“Saat kita merayakan Idul Adha, saudara-saudara kita di Palestina saat ini sedang menghadapi masa-masa sulit. Oleh karena itu, saya ingin mengajak semua orang di sini untuk mendoakan keselamatan mereka dan kemerdekaan Palestina,” katanya kepada umat Muslim Indonesia yang menghadiri salat Idul Adha.
Akhmadi melakukan salat dengan lebih dari tiga ribu umat Muslim Indonesia di Masjid Indonesia di Tokyo.
Dalam pidatonya, duta besar tersebut mengatakan bahwa Idul Adha dan ritual Qurban adalah pengingat bagi orang Indonesia untuk memperkuat ikatan mereka.
“Kita perlu terus membantu satu sama lain, terutama mereka yang membutuhkan. Ketika berada di luar negeri, penting bagi kita untuk memperkokoh persatuan dan persaudaraan kita,” tambahnya.
Ketua Keluarga Muslim Indonesia (KMII), Muhammad Zahrul Muttaqin, mengatakan bahwa KMII dan kedutaan Indonesia mengadakan salat Idul Adha dalam lima sesi untuk menampung jumlah besar orang Indonesia yang ingin melakukan salat.
“Kami mengadakan lima sesi salat Idul Adha, dengan lebih dari tiga ribu orang hadir. Syukurlah, segalanya berjalan lancar, berkat sinergi antara KMII dan Kedutaan Besar Indonesia di Tokyo,” katanya.
Sementara itu, Nasril Albab Mochammad, seorang penceramah yang memimpin salat, mengingatkan jemaah tentang esensi Qurban dan ibadah Haji dalam khutbahnya.
Ia mengatakan bahwa Qurban mengajarkan orang tentang ketulusan dan mengingatkan mereka tentang kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan bahkan anaknya kepada Allah, sedangkan ibadah Haji merupakan ritual suci bukan perjalanan wisata untuk tujuan duniawi.
Selain mengadakan salat Idul Adha, KMII dan kedutaan juga mengorganisir kegiatan anak-anak untuk mengenalkan anak-anak dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail.

MEMBACA  Buruh bertanya mengapa pembayar pajak dijadwalkan untuk membiayai pekerjaan HS2 meskipun janji SunakBuruh menanyakan mengapa pembayar pajak dijadwalkan untuk mendanai pekerjaan HS2 meskipun janji Sunak