Kepala OIKN dan Wakil Kepala Mengundurkan Diri atas Alasan Pribadi, Kata Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pengunduran diri Kepala Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono dan Wakil Kepala OIKN Dhony Rahajoe diajukan atas alasan pribadi.

“Kalian bisa tanyakan kepada Bapak Susantono dan Bapak Rahajoe karena alasan itu bersifat pribadi,” ujar beliau menjawab pertanyaan dari media terkait pengunduran diri kepala dan wakil kepala OIKN, berdasarkan rekaman suara yang diterima oleh ANTARA di sini pada hari Rabu.

Presiden mengatakan bahwa beliau akan memberikan tugas baru kepada Susantono sebagai utusan khusus untuk kerja sama internasional guna mempercepat pembangunan di Nusantara, yang merupakan ibu kota baru Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur.

“Beliau berpengalaman di bidang urusan internasional. Kami akan memanfaatkannya secara maksimal untuk kebaikan negara,” katanya.

Sementara itu, Presiden Jokowi belum memberikan tugas khusus kepada Rahajoe.

Presiden juga menegaskan bahwa pengunduran diri kepala dan wakil kepala OIKN tidak memiliki dampak terhadap investasi atau kepercayaan investor dalam pembangunan ibu kota baru.

Sebelumnya, pada hari Senin (3 Juni), Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan pengunduran diri Susantono dan Rahajoe, ditandai dengan dikeluarkannya dekrit presiden.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono kemudian diangkat sebagai Pelaksana Tugas Kepala OIKN, sementara Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni diangkat sebagai Pelaksana Tugas Wakil Kepala OIKN.

Menurut Pratikno, Presiden Jokowi meminta Hadimuljono dan Antoni untuk memastikan percepatan pembangunan di Nusantara secara maksimal sesuai dengan visi dalam Nusa Rimba Raya, atau konsep kota hijau, dan memberikan manfaat positif kepada masyarakat.

Berita terkait: Menteri berharap kepercayaan investor tetap terjaga meskipun kepala OIKN mengundurkan diri

Berita terkait: Presiden terpilih bisa memilih kepala OIKN definitif: Wapres Amin

MEMBACA  Warga Moldova Memilih Presiden dalam Putaran Penting yang Dibayangi Tuduhan Penipuan dan Intimidasi