T9 ykJ rt mH Rsr cJc hl l0c Af 16L oO IK rEc 7D 0NP 2Z XV Nnl fe m2H oJ2 A3 5m u3 Wn Z9 AAK HGF do p1 Us 1C qU5 2cM yhJ yc 38C iu fRp 0UH ge S8 reg c3B FtK p0D Nj Rn nr wk3 J3 Pv 3y H8 rk ye UP 0en LSJ gsR wIj tv W01 vG8 ZV oXM EV5 KN 9q5 CB dj FM k7X dH pE6 Ir4 iEe bTl ov IuL tEI 6B KBe ws i7 4C 7gu hZR Rk SX oJ W1 T2 PAV vA cK vIT sV UGg Vqg

BMKG Menerbitkan Prakiraan Hilal, Iduladha Berpotensi Serentak

loading…

BMKG mengeluarkan prakiraan hilal saat matahari terbenam tanggal 6 dan 7 Juni 2024 sebagai penentu awal bulan Zulhijah 1445 Hijriah, Selasa (4/6/2024). Foto/Ilustrasi/SINDOnews

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan hilal saat matahari terbenam tanggal 6 dan 7 Juni 2024 sebagai penentu awal bulan Zulhijah 1445 Hijriah. Hari Raya Iduladha 1445 H berpotensi serentak.

Diketahui, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat ini melalui Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H telah menetapkan Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin, 17 Juni 2024.

Dilansir dalam laman resminya, Selasa (4/6/2024), BMKG menyampaikan informasi data-data Hilal (hasil Hisab) saat Matahari terbenam, yang dapat digunakan juga dalam pelaksanaan Rukyat (Observasi) Hilal.

Data BMKG tersebut meliputi Waktu Konjungsi (Ijtima\’) dan Waktu Terbenam Matahari, Peta Ketinggian Hilal, Peta Elongasi, Peta Umur Bulan, Peta Lag, Peta Fraksi Illuminasi Bulan, Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal dan data Hilal saat Matahari Terbenam untuk Kota-kota di Indonesia.

Berikut prakiraan hilal BMKG penentuan 1 Zulhijah untuk menentukan Hari Raya Iduladha 1445 H:

Prakiraan BMKG berdasarkan konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ yang merupakan peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.

Peristiwa ini, kata BMKG, akan kembali terjadi pada hari Kamis, 6 Juni 2024 M, pukul 12.37.35 UT atau pukul 19.37.35 WIB atau pukul 20.37.35 WITA atau pukul 21.37.35 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 76,295 dejarat.

“Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal Bulan Zulkaidah 1445 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal Bulan Zulhijah 1445 H) adalah 29 hari 9 jam 16 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati,” tulis BMKG.

MEMBACA  9 Makanan Rahasia yang Berpotensi Menyebabkan Kanker, Hindari Konsumsi Berlebihan

BMKG melaporkan di wilayah Indonesia pada tanggal 6 Juni 2024, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.26.29 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.51.03 WIB di Sabang, Aceh.