Pyongyang, 28 Mei 2024 – Korea Utara pada Selasa mengumumkan bahwa upaya terbaru mereka untuk meluncurkan roket pembawa satelit pengintai militer negara tersebut berakhir dengan kegagalan. Peluncuran tersebut disebut gagal akibat ledakan roket di udara selama penerbangan tahap pertama.
Wakil Direktur Jenderal Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional Korea Utara (NATA) menyatakan bahwa roket yang membawa satelit Malligyong-1-1 meledak setelah lepas landas dari Landasan Peluncuran Satelit Sohae di pantai barat laut negara itu pada Senin (27/5).
Peluncuran ini dilakukan hanya beberapa jam setelah pertemuan puncak trilateral antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Perdana Menteri China Li Qiang di Seoul. Mereka kembali menegaskan komitmen mereka untuk mendorong perdamaian di Semenanjung Korea.
Upaya peluncuran ini menuai kritik dari komunitas internasional, karena penggunaan teknologi rudal balistik dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Laporan KCNA mengatakan bahwa peluncuran gagal akibat ledakan udara dari roket pembawa satelit baru selama penerbangan tahap pertama. Pemeriksaan awal oleh para ahli dari komite persiapan peluncuran Korea Utara menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh masalah keandalan operasional mesin oksigen cair dan minyak bumi yang baru.
Penyebab kegagalan lainnya juga sedang dalam proses pemeriksaan lebih lanjut. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) menyatakan bahwa roket Korea Utara berakhir dalam bentuk puing-puing, menunjukkan bahwa peluncuran satelit tidak berjalan sesuai rencana.
Demikianlah informasi terbaru mengenai kegagalan peluncuran roket pembawa satelit pengintai militer Korea Utara pada hari Selasa. Tetap update dengan berita lainnya hanya di JPNN.com.