Hingga saat ini, pihak Houthi belum terpengaruh.
Pada hari Selasa, Houthi meluncurkan rudal balistik anti-kapal ke Laut Merah, menghantam kapal bulk carrier berbendera Malta dan dimiliki oleh pemilik Yunani bernama Zografia, demikian dilaporkan oleh Central Command. Kru kapal melaporkan tidak ada korban luka. Kapal tetap layak berlayar dan melanjutkan perjalanannya, demikian disampaikan oleh militer.
Juru bicara Houthi, Yahya Sarea, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok tersebut telah menargetkan kapal tersebut dengan “sejumlah rudal” karena kapal tersebut “sedang berlayar menuju pelabuhan Palestina yang diduduki” dan kapal tersebut langsung terkena serangan.
Houthi “akan terus mengambil semua tindakan untuk mempertahankan dan menyerang sebagai bagian dari hak legitimasi kami untuk mempertahankan Yaman tercinta kami, dan kami mengkonfirmasi solidaritas kami yang terus berlanjut dengan rakyat Palestina yang tertindas,” katanya.
Houthi telah berulang kali menyatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung rakyat Gaza, meskipun banyak dari target kelompok tersebut tidak memiliki koneksi jelas dengan Israel.
Mengidentifikasi target Houthi terbukti menjadi tantangan bagi pasukan Amerika Serikat. Badan intelijen Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya tidak banyak menghabiskan waktu atau sumber daya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengumpulkan data tentang lokasi situs senjata Houthi, demikian disampaikan oleh dua pejabat AS. Houthi adalah pasukan tempur gerilya yang tangkas dan telah menjadi seperti itu selama beberapa dekade, terampil dalam memindahkan dan menyembunyikan senjata, peralatan, dan persediaan. Mereka dapat memindahkan barang-barang dan menyembunyikannya dengan baik.
Semuanya berubah setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dan kampanye militer Israel sebagai tanggapan di Jalur Gaza.
Analisis AS telah berusaha keras untuk mengejar dan mencatat target potensial Houthi setiap hari, demikian diungkapkan oleh pejabat-pejabat tersebut. Menyerang target tiba-tiba seperti pada serangan hari Selasa, yang dikenal sebagai targeting dinamis dalam praktik militer, kemungkinan akan menjadi bagian penting dari serangan tambahan yang mungkin diinstruksikan oleh Presiden Biden dan para komandannya.
Meskipun Pentagon menghancurkan kekuatan Houthi tambahan, Iran tampak siap untuk menyuplai lebih banyak lagi.