Pasar yang mungkin dapat kita dapatkan mungkin mencapai 16 ribu ton solder per tahun dengan omset Rp1,2 triliun. Jakarta (ANTARA) – Arsari Tambang telah memulai pembangunan pabrik di Batam, Kepulauan Riau, untuk mendukung program hulu timah pemerintah, Komisaris Utama PT Arsari Tambang Hashim Djojohadikusumo mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta pada Jumat.
“Kehadiran PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA) merupakan bentuk komitmen untuk mendukung pemerintah dalam program hulu mineral timah dengan tujuan meningkatkan nilai tambah komoditas dan memperkuat infrastruktur industri dalam negeri,” katanya.
Kehadiran pabrik juga akan meningkatkan peluang bisnis di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru, tambahnya.
Pembangunan atau pengecoran batu pertama untuk pabrik PT Solder Tin Andalan Indonesia, sebuah perusahaan afiliasi dari Arsari Tambang yang bergerak dalam industri manufaktur logam non-besi dan perdagangan grosir, dilaksanakan pada Jumat.
“Saya pikir seperti yang media ketahui bahwa program hulu dimulai sudah cukup lama dan memang merupakan program inti dari pemerintahan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) dan Pak Ma’ruf Amin (Wakil Presiden),” katanya di acara pengecoran batu pertama.
Hashim menginformasikan bahwa PT Solder Tin Andalan Indonesia akan memproduksi solder berbasis timah dalam berbagai bentuk mulai dari kawat solder hingga pasta solder.
Dengan sistem produksi emisi karbon rendah yang memanfaatkan bahan baku ingot timah, yang juga akan diproduksi menggunakan sistem karbon rendah Arsari Tambang, PT Solder Tin Andalan Indonesia diharapkan menjadi salah satu penyedia produk solder terkemuka di dunia dan mendukung industrialisasi di Indonesia.
“Ini digunakan untuk perangkat elektronik, misalnya, untuk mobil listrik, ponsel, televisi, jadi lebih baik untuk radio. Semua hal elektronik membutuhkan solder timah,” jelas Hashim.
Pada kesempatan yang sama, komisaris PT Solder Tin Andalan Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, menginformasikan bahwa perusahaan menargetkan omset hingga Rp1,2 triliun per tahun. Investasi awal dalam konstruksi pabrik mencapai Rp100 miliar, tambahnya.
“Pasar yang mungkin dapat kita dapatkan mungkin mencapai 16 ribu ton solder per tahun dengan omset Rp1,2 triliun. Ini adalah target kita ketika perusahaan ini telah mulai beroperasi di kota Batam (Kepulauan Riau),” katanya.
Ia mencatat bahwa saat ini, sejumlah besar timah dari Indonesia diekspor ke negara seperti Taiwan, Korea Selatan, India, Amerika, Eropa, dan China.
Selain memproduksi solder secara efisien dengan menggunakan proses produksi, sistem, dan bahan baku yang rendah emisi karbon, PT STANIA juga akan menerapkan standar internasional ISO 9001, ISO 14001, ISO 50001, dan ISO 45001 di pabrik.
Berita terkait: Kementerian BUMN kunjungi Timah, bidik kelancaran operasi penambangan timah
Berita terkait: Pemerintah Indonesia akan mendigitalkan manajemen timah untuk mencegah korupsi
Reporter: Azis Kurmala
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024