Recall Hyundai Ioniq 5 dan 6 di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Selasa, 07 Mei 2024 – 00:17 WIB

Hyundai IONIQ 6 di GIIAS 2023. Foto: HMID

jpnn.com, JAKARTA – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) melakukan recall atau penarikan kembali untuk mobil listrik Ioniq 5 dan 6 yang beredar di Indonesia.

Penarikan itu berkaitan dengan pembaruan software komponen Integrated Charge Control Unit (ICCU) pada kedua mobil listrik itu sebagai upaya meningkatkan kualitas pengisian baterai agar lebih optimal.

Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto mengatakan sebagai customer-centric brand dan sesuai dengan inisiatif global, Hyundai selalu memposisikan keamanan dan kenyamanan pelanggan sebagai fokus utama.

Dia pun mengajak para pemilik Hyundai Ioniq 5 dan 6 di Indonesia untuk dapat melakukan pembaruan software pada komponen ICCU untuk pengalaman pengisian baterai yang seamless dan lebih optimal.

“Kami juga akan terus melakukan pemantauan secara berkala terkait pembaruan software pada kendaraan listrik Hyundai untuk memberikan peace of mind bagi seluruh pelanggan kami,” ungkap dia dalam siaran persnya, Senin (6/5).

Adapun, aktivitas recall itu meliputi proses pengecekan hingga pengerjaan yang hanya berlangsung sekitar kurang lebih 20 menit dan dilakukan oleh teknisi tersertifikasi dari Hyundai global.

Pelanggan bisa melakukan pembaruan software di dealer resmi Hyundai dan berhak menerima pemeriksaan menyeluruh tanpa dikenakan biaya sama sekali (gratis).

Sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia, HMID menginformasikan hal tersebut kepada pelanggan melalui berbagai saluran komunikasi, seperti surat resmi, media massa hingga situs resmi (website) Hyundai.

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) melakukan recall atau penarikan kembali untuk mobil listrik Ioniq 5 dan 6 yang beredar di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

MEMBACA  5 Fakta Serangan Israel ke Sekolah Al-Tabiien, dari Bom Seberat 907 Kg hingga Mayat yang Tercabik-cabikLima Fakta Serangan Israel terhadap Sekolah Al-Tabiien, dari Bom Berat 907 Kg hingga Mayat yang Terpotong-potong