OIKN menandatangani perjanjian hibah tentang kota pintar Nusantara dengan AS

Jakarta (ANTARA) – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menandatangani perjanjian hibah dengan Amerika Serikat untuk mewujudkan Nusantara sebagai kota hutan pintar.

Wakil OIKN untuk Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi mencatat dalam pernyataan lembaga itu di sini pada Sabtu bahwa pembangunan Kota Nusantara di Kalimantan Timur adalah suatu hal yang langka, karena berkaitan dengan pemindahan ibu kota negara.

“Kami mengundang kolaborasi internasional untuk menjadi bagian dari pengembangan kota modern, berkelanjutan, dan global Nusantara. Kami menghargai dukungan hibah United States Trade and Development Agency (USTDA) untuk memfasilitasi kolaborasi,” kata Berawi.

Ia memuji dukungan pemerintah AS dalam berkontribusi untuk pembangunan Nusantara sebagai kota pintar.

Sementara itu, Direktur USTDA Enoh T. Ebong mengungkapkan dukungan lembaganya untuk pengembangan Kota Nusantara.

Ebong menyatakan bahwa selama karirnya dalam pengembangan infrastruktur selama dua dekade, ia belum pernah melihat pekerjaan luar biasa seperti pembangunan Nusantara.

Berita terkait: Kota pintar Nusantara sebagai strategi besar Indonesia dalam digitalisasi

Ia menekankan perlunya kedua negara bekerja keras, agar kemitraan hibah dapat terealisasi secara optimal.

USTDA adalah lembaga independen pemerintah AS, dengan misi membantu memajukan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.

Ebong menyatakan bahwa platform tersebut dapat mendukung keberhasilan pengembangan Nusantara, memfasilitasi pertukaran pengalaman baik dan praktik terbaik dalam pengembangan kota pintar, dan membuka peluang kerja sama dalam perencanaan dan implementasi.

Indonesia dan USTDA menandatangani perjanjian hibah senilai US$2,49 juta yang akan digunakan untuk mendanai bantuan teknis terkait implementasi teknologi dan solusi kota pintar di Nusantara.

OIKN dan USTDA juga sedang dalam proses diskusi untuk mempersiapkan kerja sama hibah untuk tahap kedua proyek pilot pusat komando.

MEMBACA  Terapi penyakit genetik langka menjadi obat termahal di dunia dengan harga $4,25 juta

Berita terkait: Kementerian merumuskan peta jalan untuk sistem pemerintahan pintar di Nusantara

Penerjemah: Aji C, Kenzu
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024