Dana bertujuan untuk memberikan dukungan bagi anak-anak dan orang lain yang terkena dampak konflik bersenjata di Ukraina, demikian disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar.
Qatar telah mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan dana sebesar $3 juta untuk kantor Komisioner Hak Asasi Manusia Parlemen Ukraina, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung “kesejahteraan dan keamanan” di negara yang dilanda perang tersebut.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pada Jumat bahwa dana tersebut bertujuan untuk mendukung inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kehidupan anak-anak, warga yang terkena dampak konflik bersenjata, dan populasi secara keseluruhan di Ukraina.
“Selain itu, dana tersebut akan berkontribusi pada peningkatan dukungan hukum dan peningkatan infrastruktur yang diperlukan untuk menyediakan dukungan yang dibutuhkan bagi keluarga yang terkena dampak konflik di Ukraina,” demikian disampaikan oleh kementerian dalam sebuah pernyataan.
Kementerian dan kantor komisioner juga menegaskan “dedikasi mereka untuk dunia di mana martabat manusia dihormati, dan di mana hak-hak setiap individu dilindungi”.
Pekan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa 16 anak Ukraina yang “sebelumnya telah dideportasi secara paksa” ke Rusia setelah invasi Ukraina tahun 2022 sedang pulih di Qatar setelah dibebaskan.
Zelenskyy mengatakan pada hari Rabu bahwa kelompok tersebut dibebaskan dan disatukan kembali dengan keluarga mereka berkat upaya mediasi Qatar yang telah membantu membawa pulang puluhan anak yang dibawa selama perang 27 bulan.
“Saya sangat berterima kasih kepada Qatar dan secara pribadi kepada Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, atas bantuan mereka kepada Ukraina dalam upaya penting ini,” kata presiden Ukraina dalam sebuah postingan di X.
“Kami berharap untuk terus berkolaborasi dengan hasil yang baik dalam hal ini, serta pemulangan lebih banyak anak kami.”
Komentar presiden tersebut datang beberapa hari setelah Qatar mengatakan 20 keluarga Ukraina dan Rusia telah tiba di ibu kota Qatar, Doha, untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan dukungan sebagai bagian dari upaya mediasi yang sedang berlangsung untuk menyatukan kembali keluarga.
Ukraina meyakini bahwa Rusia secara ilegal telah membawa lebih dari 19.000 anak Ukraina sejak Moskow melancarkan invasi penuh skala terhadap tetangganya pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, kurang dari 400 anak telah dikembalikan.