Tampaknya X, aplikasi yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, perlahan-lahan berubah menjadi “aplikasi segalanya” yang diinginkan pemiliknya, Elon Musk, dengan mengambil inspirasi dari Venmo dan PayPal.
Dalam sebuah postingan blog pada hari Selasa, situs media sosial tersebut mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan layanan pembayaran antar pengguna untuk “mengguncang dunia pada tahun 2024,” apa pun artinya. Postingan tersebut tidak mencantumkan informasi tentang kapan atau bagaimana layanan tersebut akan diluncurkan, dan Musk memang memiliki catatan dalam meluncurkan fitur baru dan kemudian mencabutnya.
LIHAT JUGA:
6 keputusan bodoh X / Twitter menurut Elon Musk tahun 2023
Namun demikian, X Payments telah terdaftar di setidaknya 32 negara bagian, menurut TechCrunch, dan Musk telah lama mengusulkan ide ini dengan harapan mengganggu industri perbankan. Setidaknya ini adalah sesuatu yang bisa kita ketahui bahwa Musk dalam teori dapat mencapainya, mengingat dia adalah salah satu pendiri PayPal.
X juga mengumumkan bahwa mereka akan terus menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan pencarian dan meningkatkan iklan, bahwa mereka akan terus meningkatkan fitur Lihat Posting Serupa, dan akan meluncurkan fitur Lihat Posting Berbeda yang akan “memberdayakan pengguna untuk mengeksplorasi konten yang sesuai dengan minat atau tantangan pandangan mereka berdasarkan aktivitas masa lalu mereka.”
Mereka juga mengumumkan bahwa mereka berencana untuk terus berinvestasi dalam para kreator, yang mencolok mengingat kreator berpengaruh seperti MrBeast telah secara terbuka menyuarakan kritik terhadap platform ini karena alat monetisasi yang buruk.
Semua ini adalah upaya Musk untuk mengubah X menjadi “aplikasi segalanya.” Tetapi apakah itu yang diinginkan oleh penggunanya? Bagaimanapun, nilai X sekarang 71 persen lebih rendah dari harga yang dibayarkan Musk, dan diperlukan lebih dari sekadar kesempatan pembayaran antar pengguna untuk mengembalikan orang-orang ke aplikasi ini.
LIHAT JUGA:
Elon Musk tidak mengerti para kreator. Pelarangan tautan pihak ketiga di Twitter membuktikannya.