Krisis Kemanusiaan di Ukraina Belum Berakhir karena Invasi Rusia

Selasa, 23 April 2024 – 15:31 WIB
Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/wsj.
jpnn.com, JAKARTA – Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca menyampaikan kekhawatiran serius terhadap tindakan kejahatan yang dilakukan Rusia terhadap penduduk sipil dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada tanggal 11 April lalu.

Miroslav mengungkapkan bahwa krisis kemanusiaan ini masih belum terselesaikan akibat dari Invasi Rusia ke Ukraina yang telah melanggar Piagam PBB dan hukum internasional.

Selain itu, invasi ini telah menimbulkan kerugian besar bagi rakyat Ukraina. Data dari Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB sejak Februari 2022 mencatat bahwa 10.810 warga sipil telah tewas, termasuk 600 anak-anak, dan 20.556 warga sipil terluka, termasuk 1.357 anak-anak.

Namun demikian, hal ini hanya merupakan data yang tercatat karena akses ke wilayah yang diduduki sementara sangat terbatas, sehingga data yang lengkap sulit diperoleh.

“Dampak dari konflik ini sangat dirasakan di Ukraina, terutama dalam sektor pendidikan,” ungkap Miroslav pada Selasa (23/4).

Miroslav juga menjelaskan bahwa setiap sekolah mengalami kerusakan dan sebagian besar di antaranya hancur, dengan lebih dari 3.500 institusi pendidikan terkena dampak. Hampir 400 sekolah bahkan hancur total.

Menurut Bank Dunia, diperlukan sekitar USD 14 miliar untuk memulihkan infrastruktur pendidikan yang terpuruk akibat konflik tersebut.

MEMBACA  2 tewas dalam serangan Rusia di wilayah Kyiv, termasuk anak laki-laki berusia 4 tahun