Pandangan Neo-Nelayan dan Tingkat Inflasi Jangka Panjang

Judul: Pandangan Neo-Nelayan: Memikirkan Kembali Tingkat Inflasi Jangka Panjang

Perkenalan

Hubungan antara suku bunga dan inflasi telah lama menjadi bahan perdebatan di kalangan ekonom. Secara tradisional, pandangan umum adalah bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan tingkat inflasi. Namun, pandangan Neo-Fisherian menentang kebijaksanaan konvensional ini, dan menyatakan bahwa hubungan tersebut mungkin justru berjalan ke arah yang berlawanan. Artikel ini mengeksplorasi pandangan Neo-Fisherian dan implikasinya terhadap pemahaman tingkat inflasi jangka panjang.

Memahami Pandangan Neo-Nelayan

Pandangan Neo-Fisherian diambil dari nama ekonom Amerika Irving Fisher. Hal ini menyatakan bahwa upaya bank sentral untuk menaikkan suku bunga nominal pada akhirnya akan menghasilkan tingkat inflasi yang lebih tinggi, bukan lebih rendah, dalam jangka panjang. Pandangan ini secara mendasar menantang pendekatan kebijakan moneter konvensional, yang berasumsi bahwa penurunan suku bunga akan merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengurangi inflasi.

Menurut perspektif Neo-Fisherian, jika bank sentral menaikkan suku bunga nominal, hal ini akan menyebabkan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi di kalangan rumah tangga dan dunia usaha. Akibatnya, mereka menyesuaikan perilaku mereka sedemikian rupa sehingga meningkatkan tingkat inflasi. Hipotesis ini didasarkan pada gagasan bahwa individu dan perusahaan membuat keputusan berdasarkan ekspektasi mereka terhadap inflasi di masa depan. Akibatnya, suku bunga nominal yang lebih tinggi dapat menciptakan spiral inflasi dengan membentuk ekspektasi tersebut.

Implikasinya terhadap Tingkat Inflasi Jangka Panjang

Pandangan Neo-Fisherian menyatakan bahwa jika bank sentral ingin mencapai tingkat inflasi yang lebih tinggi, maka bank sentral harus menaikkan suku bunga nominal daripada menurunkannya. Argumennya adalah bahwa tingkat suku bunga nominal yang lebih tinggi akan menyebabkan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi, yang pada akhirnya akan menghasilkan tingkat inflasi yang lebih tinggi. Perspektif ini menantang keyakinan tradisional bahwa suku bunga yang lebih rendah diperlukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menurunkan inflasi.

MEMBACA  Data inflasi baru Amerika Serikat 'sesuai dengan' yang diinginkan oleh Fed, kata Powell menurut Reuters.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pandangan Neo-Fisherian tidak diterima secara universal. Kritikus berpendapat bahwa hal ini terlalu menyederhanakan dinamika kompleks antara suku bunga dan inflasi. Mereka berpendapat bahwa hubungan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk psikologi pasar, pertumbuhan produktivitas, dan kebijakan fiskal.

Implikasi Praktis dan Kebijakan Bank Sentral

Pandangan Neo-Fisherian mempunyai implikasi yang signifikan terhadap kebijakan bank sentral. Jika teori ini berlaku, bank sentral harus mempertimbangkan penyesuaian kerangka kebijakan moneter mereka untuk memperhitungkan potensi dampak inflasi jangka panjang dari kenaikan suku bunga nominal. Hal ini dapat berarti bahwa bank sentral harus menilai kembali strategi mereka saat ini, seperti menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi selama periode inflasi rendah.

Namun demikian, penerapan perubahan kebijakan tersebut mengandung risiko. Pandangan Neo-Fisherian berasumsi bahwa individu dan dunia usaha memiliki ekspektasi yang akurat dan rasional terhadap inflasi di masa depan. Namun, jika ekspektasi inflasi tidak terkendali, hal ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan.

Kesimpulan

Pandangan Neo-Fisherian menantang kebijaksanaan konvensional mengenai hubungan antara suku bunga dan inflasi. Meskipun pandangan tradisional menyatakan bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan inflasi, pandangan Neo-Fisherian menyatakan bahwa suku bunga nominal yang lebih tinggi dapat merangsang inflasi dalam jangka panjang. Perspektif alternatif ini mempunyai implikasi praktis terhadap kebijakan bank sentral, sehingga memerlukan penilaian ulang terhadap peran suku bunga dalam mengelola inflasi. Namun, penelitian lebih lanjut dan bukti empiris diperlukan untuk sepenuhnya memahami dan memvalidasi klaim pandangan Neo-Fisherian.