Badung (ANTARA) – Konferensi Nasional Perempuan ke-2 di Bali pada hari Sabtu bertujuan untuk memastikan penguatan prinsip kesetaraan dan partisipasi perempuan yang inklusif, kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementeriannya, Bintang mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memberdayakan perempuan, orang-orang dengan disabilitas, dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
\”Kami memastikan tidak ada yang tertinggal berdasarkan prinsip kesetaraan dan partisipasi inklusif. Kita semua terus berusaha agar perempuan bukan hanya sebagai objek tetapi dapat menjadi subjek dalam kegiatan pembangunan,\” ujarnya.
Para peserta konferensi termasuk organisasi masyarakat sipil dan Desa Ramah Perempuan dan Anak (DRPPA) yang dibantu oleh kementerian.
Mitra program Indonesia-Australia Partnership Towards an Inclusive Society (INKLUSI) dan organisasi masyarakat yang fokus pada perempuan, anak-anak, orang cacat, dan kelompok-kelompok terpinggirkan juga ikut serta dalam acara tersebut.
Bintang mengatakan bahwa program INKLUSI tidak terlepas dari komitmen pemerintah daerah, yang sangat memperhatikan isu-isu yang memengaruhi perempuan dan anak-anak.
\”Saya mengapresiasi perubahan besar dalam kelompok-kelompok perempuan yang kini dilihat sebagai bagian dari pelaku pembangunan, memiliki pendapat yang didengar, memiliki keberanian untuk menyampaikan program-program dan solusi dari tingkat desa hingga pusat, dan mandiri secara finansial,\” katanya.
Seri Konferensi Nasional Perempuan ke-2 dimulai secara online pada tanggal 26 Maret dan menghasilkan usulan dan rekomendasi tentang sembilan isu, didukung oleh data kuantitatif dan kualitatif.
Kegiatan tersebut melibatkan 477 desa, 163 kabupaten, dan 35 provinsi serta melibatkan lebih dari 4.000 peserta.
Berita terkait: Perempuan harus merenungkan perjuangan Kartini: menteri
Berita terkait: Konferensi Indonesia menegaskan hak-hak perempuan dalam agenda nasional
Penerjemah: Sugiharto P, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024