Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pada hari Rabu bahwa lebih dari 800 warga yang terdampak letusan Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, membutuhkan tikar, selimut, perlengkapan pembersih, dan tenda.
Mengingat perkiraan peningkatan jumlah penduduk yang terdampak, rumah ibadah di Kecamatan Tagulandang Selatan dan Tagulandang Utara bisa digunakan sebagai tempat penampungan sementara, kata Pusat Pengendalian Operasi badan tersebut.
Gunung Ruang meletus pada hari Selasa sekitar pukul 19.19 waktu setempat.
Menurut BNPB, peningkatan aktivitas gunung berapi tersebut mungkin dipicu oleh gempa tektonik yang mengguncang Pulau Doi di Maluku Utara.
Mengingat peningkatan aktivitas gunung berapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status siaga menjadi Level III pada pukul 16.00 waktu setempat pada hari Selasa.
BNPB melaporkan bahwa letusan tersebut memaksa warga di desa Patologi dan Pumpente, Kecamatan Tagulandang, untuk dievakuasi menggunakan kapal feri Lokong Banua dan Lohoraung serta perahu warga setempat.
Para warga yang terdampak mencari perlindungan di beberapa tempat, termasuk Gereja GMIST Nazareth Bahoi, Pusat Vokasi Bahoi, Pusat Olahraga Tagulandang, dan pusat komunitas Tagulandang, kata badan tersebut.
Letusan tersebut tidak hanya mengakibatkan pengungsi lokal tetapi juga mengganggu jaringan komunikasi di desa Laingpatehi, menurut BNPB.
Pemerintah Kabupaten Sitaro telah menetapkan status darurat mulai 16 hingga 29 April untuk membantu dalam upaya penanggulangan bencana.
Berita terkait: Sebanyak 272 keluarga dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang: BNPB
Berita terkait: Gunung Semeru meletus tiga kali dalam waktu tiga jam: Pejabat
Penerjemah: Sugiharto P, Rahmad Nasution
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024