Nepal Hapus Skema Usang untuk Bersihkan Gunung Everest

Bahkan sudut-sudut Bumi yang paling terpencil pun tidak luput dari sampah umat manusia. Sampah telah menumpuk di Gunung Everest sejak booming pendakian komersial pada era 1980-an, dan salah satu upaya pembersihan terlama di Nepal tampaknya dinilai telah gagal.

Sejak 2014, Nepal mewajibkan pendaki Everest untuk membawa setidaknya 18 pon (8 kilogram) sampah turun dari gunung bersamanya atau kehilangan deposit senilai $4,000. Pemerintah berharap ini dapat mengurangi puluhan ton sampah yang berserakan di South Col Everest, perkemahan terakhir sebelum puncak. Kini, skema tersebut akan dihentikan.

Himal Gautam, direktur departemen pariwisata Nepal, menyatakan kepada BBC bahwa masalah sampah di Everest “masih belum teratasi” setelah lebih dari satu dekade. Lebih jauh, skema deposit sampah itu sendiri “telah menjadi beban administratif,” ujarnya. Untungnya, otoritas Nepal memiliki rencana untuk memperbaiki program tersebut.

Sampah yang Terabaikan

Deposit sampah merupakan salah satu dari beberapa program yang bertujuan menekan masalah sampah di Everest.

Beberapa di antaranya lebih sukses daripada yang lain, seperti program yang dikoordinasi oleh Sagarmatha Pollution Control Committee (SPCC), sebuah LSM pengelolaan limbah untuk wilayah Everest. Selama musim pendakian semi 2024, SPCC mengumpulkan 85 ton sampah dari base camp Everest, sementara tim ekspedisi membawa turun 10 ton lainnya dari perkemahan yang lebih tinggi, menurut The Kathmandu Post.

Perkemahan di ketinggian itulah yang terbukti paling sulit dibersihkan—diperkirakan 40 hingga 50 ton sampah masih berserakan di South Col. Salah satu masalah utama program deposit sampah adalah para pendaki cenderung hanya mengambil sampah dari perkemahan yang lebih rendah, ujar Tshering Sherpa, CEO SPCC, kepada BBC.

Masalah lainnya adalah pendaki tidak diwajibkan untuk membawa turun sampah lebih banyak daripada yang mereka tinggalkan. Menurut Sherpa, rata-rata pendaki menghasilkan hingga 26 pon (12 kg) sampah selama berada di gunung.

MEMBACA  Tristan Gooijer Memberikan Sinyal Positif untuk Timnas Indonesia: Akan Bergabung?

Namun yang terpenting, terdapat kebutuhan mendesak untuk pemantauan sampah yang lebih ketat di ketinggian yang lebih ekstrem. Di luar pos pemeriksaan di atas Khumbu Icefall— bagian gletser yang berbahaya dan terus bergeser di rute South Col— tidak ada pemantauan terhadap apa yang dilakukan pendaki, kata Sherpa.

Selama beberapa dekade, polusi sampah di Everest telah mencemari sumber air, membawa mikroplastik dan bahan kimia beracun ke lanskap yang dulu masih perawan, serta menciptakan bahaya biologis bagi penduduk lokal dan pendaki—terutama akibat kotoran manusia yang dibuang sembarangan. Pemerintah Nepal berharap revisi aturan deposit sampah akan membawa perubahan.

Meningkatkan Komitmen Keberlanjutan

Ke depannya, pendaki harus membayar biaya pembersihan non‑refundable (kemungkinan sebesar $4,000) untuk membentuk dana abadi kesejahteraan gunung yang dikhususkan bagi konservasi dan manajemen sampah, seperti dilaporkan The Kathmandu Post.

Dana yang terkumpul akan mendanai beberapa proyek, termasuk pembangunan fasilitas pengumpulan dan pengolahan sampah di base camp atau sekitarnya, serta penempatan ranger yang akan memastikan pendaki membawa sampah mereka turun dari bagian gunung yang lebih tinggi.

Program yang direvisi ini akan menjadi bagian dari rencana aksi pembersihan gunung lima tahun yang baru diumumkan oleh Kementerian Kebudayaan, Pariwisata, dan Penerbangan Sipil. Inisiatif ini juga mencakup studi kelayakan untuk memindahkan Everest Base Camp seiring meningkatnya kekhawatiran lingkungan.

Meskipun Nepal mungkin menyerah pada program deposit sampahnya yang saat ini, jelas bahwa pemerintah tidak menyerah pada Everest. Seiring semakin banyaknya pendaki yang berduyun-duyun ke destinasi ikonik ini tiap tahunnya, mengatasi masalah sampah di gunung hanya akan menjadi semakin menantang.

Tinggalkan komentar