Jakarta (ANTARA) – Dukungan riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dianggap sangat penting untuk memperkuat industri dirgantara Indonesia, ungkap PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada Kamis.
“Dengan dukungan BRIN, kami optimis dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok dirgantara global,” kata Presiden Direktur PTDI Gita Amperiawan dalam pernyataannya di Kamis, seiring intensifikasi upaya produsen BUMN itu untuk mendorong kemandirian industri dan kandungan dalam negeri.
Dia mencatat bahwa PTDI tetap menjadi satu-satunya perusahaan dirgantara di Asia Tenggara yang memiliki kemampuan komprehensif dalam desain, manufaktur, dan perawatan pesawat, serta terus mengembangkan produk yang bersaing secara global.
Pada Rabu, Kepala BRIN Arif Satria mengunjungi fasilitas produksi PTDI di Bandung. Dia menekankan bahwa riset dirgantara harus seirama dengan kebutuhan industri dan memberikan dampak ekonomi yang nyata.
“Kita harus memastikan setiap kegiatan riset dirgantara menghasilkan nilai tambah bagi industri nasional,” ujarnya.
Satria menyoroti peran strategis PTDI sebagai pusat inovasi teknologi tinggi dan menjanjikan dukungan BRIN melalui pendanaan riset, fasilitas laboratorium bersama, serta penguatan sumber daya manusia untuk mempercepat hilirisasi inovasi.
Fokus kunjungan tersebut adalah pesawat N219 Nurtanio, yang dikembangkan bersama oleh BRIN dan PTDI. Pesawat bermesin ganda ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas di daerah terpencil Indonesia.
Satria menekankan kemampuan Short Take-Off and Landing (STOL)-nya, yang memungkinkan operasi di landasan pacu lebih pendek dari 800 meter, termasuk yang tidak berpaspasan.
“N219 menawarkan solusi vital untuk daerah seperti pegunungan Papua dan region terdepan atau terluar lainnya,” jelasnya.
Penerjemah: Ahmad, Kenzu
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025