Pengibaran Bendera GAM Dinilai Provokatif, Pengamat Desak Pemerintah Bertindak Tegas

Jumat, 26 Desember 2025 – 16:50 WIB

Jakarta, VIVA – Fenomena pengibaran bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) lagi jadi sorotan. Para pengamat politik menilai pemerintah harus merespons dengan tegas tapi tetap prioritaskan pendekatan persuasif biar stabilitas dan perdamaian di Aceh tetap terjaga.

Baca Juga :
TNI Bubarkan Aksi Pembawa Bendera GAM di Lhokseumawe, Satu Pria Bersenpi Ditangkap

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, nenegaskan bahwa perdamaian di Aceh adalah hasil dari proses yang panjang dan penuh pengorbanan. Oleh karena itu, setiap simbol atau narasi yang bisa hidupkan kembali konflik masa lalu harus ditanggapi dengan serius.

“Menjaga perdamaian berarti menutup semua celah bagi kebangkitan simbol-simbol konflik yang sudah lewat,” kata Iwan di Jakarta, Jumat (26/12/2025), seperti dikutip Antara.

Baca Juga :
Pengamat Politik: Wapres Antara Ada dan Tiada, Jangan Semua Masalah Harus Prabowo yang Tanggung

Ia menilai, pengibaran bendera GAM itu bukan cuma ekspresi simbolik belaka, tapi juga bentuk provokasi yang bisa picu keresahan di masyarakat. Apalagi, aksi ini terjadi saat Aceh masih sedang berduka karena bencana banjir bandang dan tanah longsor.

Menurut Iwan, ada kemungkinan besar bahwa ada beberapa pihak yang mencoba memanfaatkan situasi bencana ini untuk bangun narasi seolah-olah negara tidak hadir dalam penderitaan warga Aceh. Hal ini, kata dia, diperkuat dengan banyaknya serangan opini di media sosial yang memelintir fakta-fakta yang ada di lapangan.

“Fakta tentang bantuan dan upaya pemulihan sengaja dihilangkan dari framing. Tujuannya untuk bangun persepsi bahwa negara mengabaikan atau bahkan menindas,” ujarnya.

Baca Juga :
Hati-Hati! Ini yang Terjadi Jika Diberlakukan Darurat Militer di Indonesia

MEMBACA  Pemerintah meluncurkan program FIFTY untuk mempermudah akses pembiayaan bagi pelaku pariwisata

Ia menambahkan, narasi seperti itu seringkali mengabaikan peran TNI, Polri, relawan, serta pemerintah daerah dan pusat dalam penanganan bencana. Upaya-upaya ini dinilai sebagai bentuk upaya untuk mengecilkan peran negara yang berpotensi memengaruhi emosi publik.

Iwan juga menyoroti respons aparat dalam membubarkan aksi pengibaran bendera GAM di Lhokseumawe, Aceh, pada Kamis (25/12/2025). Meskipun di media sosial ada anggapan bahwa hal itu adalah intimidasi, ia menilai langkah penegakan hukum tetap diperlukan untuk mencegah konflik yang lebih luas.

“Provokasi ini muncul saat masyarakat Aceh sedang berduka karena bencana. Kondisi emosional ini dimanfaatin untuk bangun perasaan ketidakadilan. Ini bisa memperbesar risiko konflik horizontal dan delegitimasi terhadap negara,” katanya.

TNI bubarkan aksi massa pembawa bendera GAM di Lhokseumawe

Sebelumnya diberitakan, aparat TNI AD dari Korem 011/Lilawangsa membubarkan aksi sekelompok orang yang membawa bendera GAM di jalan nasional lintas Banda Aceh–Medan, tepatnya di Simpang Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.

Halaman Selanjutnya

Pembubaran aksi itu dipimpin langsung oleh Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran. Dalam operasi tersebut, TNI juga mengamankan seorang pria yang membawa senjata api jenis pistol dan senjata tajam berupa rencong.

Tinggalkan komentar