Groq, sebuah startup chip AI, telah menandatangani perjanjian dengan Nvidia untuk membantu “memajukan dan mengembangkan skala” teknologi Groq.
“Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Jonathan Ross, Pendiri Groq, Sunny Madra, Presiden Groq, beserta anggota tim Groq lainnya akan bergabung dengan Nvidia untuk membantu memajukan dan mengembangkan teknologi yang dilisensikan,” demikian pengumuman Groq dalam sebuah posting blog pada Rabu. “Groq akan tetap beroperasi sebagai perusahaan independen dengan Simon Edwards yang akan mengisi peran sebagai Chief Executive Officer. Layanan GroqCloud juga akan terus berjalan tanpa gangguan.”
Kesepakatan ini pertama kali dilaporkan secara eksklusif oleh CNBC pada hari Rabu. Alex Davis, CEO Disruptive, perusahaan yang memimpin putaran pendanaan terakhir Groq, menyatakan bahwa Nvidia telah sepakat untuk membeli aset-aset Groq senilai $20 miliar secara tunai, menurut laporan media tersebut.
Firma Davis telah menginvestasikan lebih dari setengah miliar dolar ke dalam Groq selama sembilan tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan CNBC.
“Kami berencana mengintegrasikan prosesor berlatensi rendah dari Groq ke dalam arsitektur AI factory NVIDIA, memperluas platform untuk melayani rangkaian pekerjaan inferensi AI dan beban kerja real-time yang lebih luas,” tulis CEO Nvidia Jensen Huang dalam sebuah email yang diperoleh CNBC.
Ini merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan Nvidia, menurut CNBC.
Perusahaan produsen chip GPU yang menggerakan banyak model AI ini melaporkan pendapatan yang melonjak tahun ini. Nvidia meraup pendapatan $57 miliar pada kuartal ketiga 2025, angka yang jauh melebihi $2 juta dari perkiraan analis Wall Street, seperti dilaporkan Chris Taylor dari Mashable pada November. Kuartal keempat 2025 diprediksi akan lebih baik lagi bagi perusahaan.
“Penjualan benar-benar luar biasa,” ujar Huang mengenai chip Blackwell perusahaan pada saat itu. “Cloud GPU kami habis terjual.”
Topik:
Kecerdasan Buatan
Nvidia