DNA Serigala Mengintai pada Banyak Ras Anjing Modern

Pada tingkat genom utuh, anjing dan serigala secara jelas terpisah. Namun, ketika tim peneliti menyusun pohon filogenetik untuk masing-masing dari 1.582 gen, mereka menemukan bahwa tidak satu pun gen yang mendukung monofili anjing. Pemeriksaan lebih lanjut terhadap pohon filogenetik DNA mitokondria dan kromosom-Y mengungkapkan interaksi kompleks antara garis keturunan anjing dan serigala. Diskrepanci ini merupakan bukti adanya beberapa kali perpindahan gen di masa lalu.

Cetakan pada Fisik dan Kepribadian

Para peneliti menemukan bahwa gen serigala terkait dengan beragam sifat anjing, yang paling menonjol adalah ukuran tubuh. Anjing berukuran lebih besar cenderung memiliki lebih banyak leluhur serigala, dan ras pekerja tertentu, seperti anjing penarik kereta luncur Arktik, ras anjing liar, dan anjing pemburu, lebih mungkin memiliki sifat ini. Terrier, anjing penunjuk burung, dan anjing pelacak, di sisi lain, paling sedikit dipengaruhi oleh gen serigala.

Yang menarik, di antara anjing pelayanan besar, pengaruh leluhur serigala sangat bervariasi antar ras. Anjing Sarabi, Anjing Gembala Asia Tengah, dan Anjing Gembala Anatolia, yang merupakan anjing penjaga ternak dari Turki dan Asia Tengah, mewarisi 0,5-1,2 persen gen mereka dari nenek moyang serigala, sementara Mastiff Neapolitan, Bullmastiff, dan St. Bernard hampir tidak menunjukkan jejak leluhur serigala.

Di lain pihak, bahkan Chihuahua, ras anjing terkecil di dunia, ditemukan memiliki proporsi kecil leluhur serigala, sekitar 0,2 persen. Perbedaan-perbedaan ini berbicara tentang spesifisitas historis dari evolusi ras tersebut.

Kepribadian ras anjing juga menunjukkan pola yang mencolok tergantung pada proporsi gen serigala yang mereka miliki. Ketika dibandingkan dengan kepribadian spesifik ras yang dideskripsikan oleh Kennel Club, organisasi yang bertanggung jawab mensertifikasi ras anjing, ras dengan lebih sedikit gen serigala lebih cenderung dideskripsikan sebagai “ramah”, “patuh”, “mudah dilatih”, dan “penyayang”.

MEMBACA  Tingkat CD hari ini, 26 Desember 2024 (kunci pada hingga 4.27% APY)

Sebaliknya, ras dengan leluhur serigala yang kuat cenderung dideskripsikan sebagai “curiga pada orang asing”, “mandiri”, “waspada”, dan “teritorial”. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa deskripsi ini berdasarkan pada observasi manusia yang subjektif dan tidak jelas apakah DNA serigala terkait secara langsung.

Gen Adaptif yang Mendukung Kelangsungan Hidup

Gen yang berasal dari serigala bukan sekadar sisa evolusi, tetapi mungkin sungguh berkontribusi pada kelangsungan hidup anjing. Ketika analisis ontologi gen dilakukan pada wilayah genom anjing kampung yang diperkaya dengan elemen leluhur serigala, satu-satunya kategori fungsional yang signifikan adalah jalur transduksi penciuman. Hasil ini menunjukkan bahwa aliran gen dari serigala mungkin telah meningkatkan indra penciuman anjing kampung, sehingga meningkatkan kemampuannya mencari sisa makanan manusia.

Anjing kampung yang tidak dirawat langsung oleh manusia umumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup yang sangat rendah. Bagi anjing liar di lingkungan perkotaan, tingkat kelangsungan hidup pada usia lima bulan kurang dari 37 persen, dengan beberapa laporan menyebutkan serendah 16 persen. Indra penciuman yang tajam dapat memainkan peran kunci dalam kelangsungan hidup mereka di lingkungan yang keras ini.

Tinggalkan komentar