Kelompok Bersenjata Culik Para Peziarah Muslim di Negara Bagian Plateau.

Seorang jurnalis yang berbasis di Negara Bagian Plateau menyatakan bahwa keluarga korban terbaru telah mulai menerima tuntutan tebusan.

Kepolisian belum menyampaikan pernyataan apa pun mengenai identitas pelaku yang diduga.

Penculikan untuk meminta tebusan oleh geng kriminal, yang secara lokal dikenal sebagai ‘bandit’, telah menjadi hal yang lazim di berbagai wilayah Nigeria utara dan tengah.

Meskipun penyerahan uang tunai untuk membebaskan para sandera merupakan tindakan ilegal, praktik ini diyakini sebagai cara penyelesaian banyak kasus dan dipandang sebagai metode bagi geng-geng tersebut untuk mengumpulkan dana.

Insiden di Plateau ini tidak terkait dengan pemberontakan Islamis yang telah berlangsung lama di timur laut negara itu, di mana kelompok-kelompok jihadis telah bertempur melawan negara selama lebih dari satu dekade.

Kerawanan di Nigeria kembali mendapat perhatian internasional pada November lalu setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengirim pasukan ke “negara yang kini terhina itu, dengan ‘senjata bergelegar'”. Ia menuduh bahwa umat Kristen menjadi sasaran.

Pemerintah federal Nigeria mengakui adanya masalah keamanan, namun membantah bahwa umat Kristen dikhususkan sebagai target.

Pada Senin, Menteri Penerangan Mohammed Idris menyatakan bahwa ketegangan baru-baru ini dengan AS mengenai kerawanan dan dugaan penganiayaan terhadap umat Kristen telah “sebagian besar teratasi”, menghasilkan hubungan yang lebih kuat dengan Washington.

Dia menambahkan bahwa penjaga hutan terlatih dan diperlengkapi akan dikerahkan untuk mengamankan hutan serta area terpencil lain yang dijadikan sarang oleh kelompok kriminal, guna melengkapi operasi militer.

Pelaporan tambahan oleh Abayomi Adisa dan BBC Monitoring

MEMBACA  Israel Kemungkinan Telah Kehilangan Peluang Ubah Narasi di ICC, Namun Peluang di ICJ Masih Terbuka

Tinggalkan komentar