Selasa, 23 Desember 2025 – 02:20 WIB
Nyeri dan bengkak pada organ intim pria jangan diabaikan. Bisa jadi itu tanda parafimosis, kondisi serius pada kulup yang bisa mengganggu aliran darah dan butuh pertolongan medis cepat.
Baca Juga :
Normalkah Organ Intim Pria? Ini Penjelasan Ahli yang Perlu Diketahui
Kesehatan organ intim pria masih sering dianggap topik sensitif, padahal pemahaman yang baik sangat penting. Kurangnya pengetahuan membuat banyak pria menyepelekan gejala awal atau telat mencari bantuan medis.
Salah satu kondisi yang sering luput dari perhatian adalah parafimosis, yaitu masalah pada kulup penis. Kondisi ini umumnya terjadi pada mereka yang belum disunat atau hanya disunat sebagian.
Baca Juga :
Sering Mengeluh Gatal di Area Intim Pria? Ternyata Ini Penyebabnya
“Parafimosis adalah kondisi serius ketika kulup terjebak di belakang kepala penis dan tidak bisa kembali ke posisi normalnya,” kata pendiri Institute of Andrology and Sexual Health (IASH), Dr. Chirag Bhandari, dikutip dari laman the health site, Selasa 23 Desember 2025.
Masalah kesehatan seksual ini sangat menyakitkan dan dapat memicu berbagai komplikasi, seperti aliran darah ke ujung penis yang terhambat atau bahkan berhenti, kerusakan jaringan, nyeri hebat, pembengkakan, hingga kerusakan permanen.
Baca Juga :
Fenomena Pagi Hari pada Organ Intim Pria yang Jarang Dibahas, Apa Artinya?
Berdasarkan beberapa penelitian, setidaknya 0,2% anak laki-laki yang belum disunat berusia 4 bulan sampai 12 tahun mengalami parafimosis. Sementara, pada individu berumur 16 tahun ke atas, risikonya bisa meningkat hingga 1%.
Dr. Chirag Bhandari menjelaskan, jika tidak ditangani, parafimosis dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, gangguan aliran darah, dan dalam kasus ekstrem bisa berujung pada kerusakan jaringan. Kondisi ini termasuk keadaan darurat medis.
“Parafimosis sering terjadi akibat penanganan kulup yang tidak tepat saat membersihkan penis, aktivitas seksual, atau prosedur medis seperti pemasangan kateter. Pria dengan masalah kulup seperti fimosis (kulup terlalu ketat) juga lebih rentan mengalaminya,” katanya.
Apa Saja Gejala Parafimosis?
Menurut Cleveland Clinic, gejala parafimosis meliputi:
- Tidak bisa menarik kulup kembali ke depan untuk menutupi kepala penis. (Mengembalikan kulup ke posisi semula disebut reduksi kulup.)
- Nyeri.
- Pembengkakan dan perubahan warna, seperti kebiruan atau keunguan.
Bagaimana Mencegah Komplikasi?
Dr. Bhandari juga membagikan pandangannya tentang parafimosis kepada TheHealthsite.com. Ia mengatakan, penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi. Tahap awal biasanya bisa ditangani dengan reduksi manual atau obat-obatan untuk mengurangi pembengkakan, tetapi pada kasus yang lebih berat mungkin diperlukan tindakan operasi.
Menjaga kebersihan secara rutin, memperlakukan kulup dengan lembut, serta mengenali gejala sejak dini merupakan langkah pencegahan yang penting. Jika muncul rasa tidak nyaman atau pembengkakan, segera cari bantuan medis. Diagnosis dan pengobatan sejak awal dapat mencegah parafimosis berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius.