Pertemuan Blok Asia Tenggara Upayakan Penyelesaian Konflik Thailand-Kamboja

Para diplomat senior Asia Tenggara berkumpul pada Senin di Malaysia dalam upaya menghentikan bentrokan mematikan di perbatasan Thailand dan Kamboja yang telah menewaskan sedikitnya 41 orang serta mengungsikan hampir satu juta warga.

Mereka berupaya menghidupkan kembali gencatan senjata yang difasilitasi pada Juli lalu oleh Malaysia selaku ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ini merupakan pertemuan pertama pejabat Thailand dan Kamboja sejak pertempuran kembali pecah pada 8 Desember. Kedua negara saling menyalahkan pihak lain atas permusuhan baru ini.

Konflik ini berakar dari lebih seabad silam, ketika batas kedua negara ditetapkan setelah pendudukan Prancis di Kamboja.

Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Luar Negeri Malaysia meminta kedua belah pihak dan anggota ASEAN lainnya untuk memberikan perhatian paling mendesak atas masalah ini.

"Kita harus mempertimbangkan dampak lebih luas dari eskalasi situasi yang berlanjut bagi masyarakat yang kita layani," kata Mohamad Hasan kepada para koleganya, menurut kantor berita AFP.

Pertempuran terkini melibatkan pertukaran tembakan artileri di sepanjang perbatasan sepanjang 800 km. Thailand juga melancarkan serangan udara terhadap posisi-posisi Kamboja.

Konflik ini merupakan yang terburuk antarnegara anggota ASEAN sejak organisasi itu didirikan pada 1967. Kegagalan meredakannya menjadi pukulan serius bagi kredibilitas blok tersebut.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang memimpin penandatanganan gencatan senjata Juli lalu bersama Trump, menyatakan dirinya "optimis dengan hati-hati" mengenai pertemuan Senin di Kuala Lumpur.

"Tugas kita adalah menyajikan fakta, tetapi yang lebih penting, mendesak mereka bahwa sangat imperatif untuk mengamankan perdamaian," ujarnya pekan lalu.

Kamboja menyatakan bahwa perundingan bertujuan memulihkan "perdamaian, stabilitas, dan hubungan bertetangga yang baik", serta menegaskan kembali posisinya bahwa sengketa harus diselesaikan melalui cara-cara damai.

MEMBACA  Mungkin genosida dilakukan di Sudan, laporan mengatakan

Thailand, seraya menyebut pertemuan ini sebagai peluang penting, mengulangi syarat-syaratnya untuk negosiasi, termasuk deklarasi gencatan senjata dari Kamboja terlebih dahulu dan gencatan senjata yang "tulus dan berkelanjutan".

AS dan China juga telah berupaya memediasi gencatan senjata baru.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang berbincang dengan rekannya dari Thailand pada Kamis, menyatakan harapan agar gencatan senjata baru dapat tercapai pada Senin atau Selasa.

Utusan Khusus China untuk Urusan Asia, Deng Xijun, mengunjungi Phnom Penh pekan lalu. Pernyataan dari Beijing menyebutkan ia menegaskan bahwa China akan terus memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog antara Kamboja dan Thailand.

Pelaporan tambahan oleh Koresponden Asia Tenggara BBC, Jonathan Head.

Tinggalkan komentar