Konferensi Karbon Digital Menyoroti Masa Depan Gaya Hidup Berkelanjutan

Senin, 22 Desember 2025 – 00.03 WIB

Bandung, VIVA – Isu perubahan iklim dan keberlanjutan sekarang sudah nggak cuma jadi pembahasan para ahli lingkungan aja, tapi juga mulai masuk ke gaya hidup global. Ini terlihat di Carbon Digital Conference (CDC) 2025 yang diadakan pada 8–9 Desember di Bandung, Jawa Barat.

Konferensi ini ngumpulin ratusan pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk bahas masa depan pasar karbon dan dampaknya buat ekonomi sampai kehidupan sehari-hari. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Salah satu sorotan di acara ini adalah keterlibatan EDENA Capital Nusantara, operator bursa efek digital, yang jadi co-host bareng Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA). Konferensi yang didukung beberapa kementerian Indonesia ini ngadain diskusi tentang bagaimana aksi lingkungan bisa diubah jadi nilai yang nyata—nggak cuma buat negara dan perusahaan, tapi juga masyarakat luas.

Selama dua hari, lebih dari 400 peserta dari berbagai latar belakang hadir, mulai dari pejabat pemerintah, diplomat, sampai pelaku industri global. Beberapa tokoh penting yang hadir antara lain Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Hanif Faisol Nurofiq, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, dan duta besar dari Rusia, Korea, dan Inggris. Delegasi internasional dan perwakilan perusahaan energi global juga ikut meramaikan.

Topik yang dibahas dibuat relevan sama perkembangan zaman. Mulai dari regulasi pasar karbon Indonesia, tren proyek penangkapan karbon (CCS/CCUS), sampai kerja sama lintas negara di Asia. Nggak cuma diskusi panel, konferensi ini juga ada Carbon Bazaar yang nampilin belasan proyek karbon, plus sesi business matching yang mempertemukan pengembang proyek dan investor secara langsung.

Dalam sambutannya, CEO EDENA Capital Nusantara, Wook Lee, nandain bagaimana pasar karbon sekarang sedang ada perubahan besar dan mulai bersentuhan dengan keseharian masyarakat.

MEMBACA  Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng Meninggal Dunia pada Usia 82 Tahun

"Pasar karbon sudah mencapai titik balik di mana kredit karbon menjadi kelas aset yang sesungguhnya," kata Wook Lee, CEO EDENA, dalam keterangannya, dikutip Minggu 21 Desember 2025.

"Seperti pemerintah Korea yang baru aja ngasih manfaat kredit karbon ke pemilik kendaraan listrik perorangan, kita lihat transformasi global di mana aksi lingkungan langsung jadi nilai ekonomi. EDENA bangun infrastruktur untuk memfasilitasi transformasi ini di 70 negara,” tambahnya.

Pernyataan itu nunjukkin bagaimana isu keberlanjutan sekarang nggak lagi abstrak. Kredit karbon, contohnya, mulai dikaitin sama pilihan gaya hidup kayak pake kendaraan listrik, energi bersih, sampai investasi yang ramah lingkungan.

Tinggalkan komentar