Jumlah tenaga kerja terampil di Amerika Serikat makin berkurang. Walmart sekarang mencoba membangun tenaga kerja sendiri supaya ban berjalan tetap jalan, lemari pendingin tetap dingin, dan saluran air serta parkiran tetap lancar.
Peritel dan pemberi kerja swasta terbesar di negara itu memperbarui program pelatihannya tahun lalu. Tujuannya untuk menambah teknisi pemeliharaan yang bisa memperbaiki peralatan sampai kerja listrik di pusat distribusi dan toko Walmart. Pekerjaan ini makin sulit diisi karena tenaga kerjanya sedikit.
Kekurangan ini buka peluang untuk orang seperti Liz Cardenas, 24 tahun. Dia mulai kerja di Walmart pada Mei 2023 sebagai operator peralatan otomatisasi di pusat distribusi di Lancaster, Texas. Sekarang, dia bertanggung jawab memperbaiki ban berjalan dan peralatan lain ketika rusak.
Gaji per jam Cardenas hampir dua kali lipat jadi $43,50. Dia berencana ikut lebih banyak pelatihan agar gaji dan tanggung jawabnya lebih tinggi. Ini juga berarti kebebasan finansial.
“Saya bisa pindah dari rumah orang tua,” katanya. “Saya punya apartemen sendiri. Saya bisa beli mobil, dan saya bisa nabung lebih banyak untuk pensiun.”
Banyaknya pensiun dan perlambatan imigrasi adalah faktor utama dibalik kekurangan tenaga kerja yang menyulitkan pengusaha, kata analis. Masalah ini lebih parah di bidang kerja terampil.
Perusahaan konsultan McKinsey menganalisis 12 jenis pekerjaan terampil, termasuk teknisi pemeliharaan, tukang las, dan tukang kayu. Mereka memperkirakan akan ada 20 lowongan untuk setiap satu karyawan baru dari 2022 sampai 2032.
Kekurangan ini terjadi saat beberapa perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja. Ini karena biaya operasi naik dari tarif baru, perubahan belanja konsumen, dan lebih banyak pengeluaran untuk kecerdasan buatan.
Business Roundtable, sebuah kelompok CEO dari sekitar 150 perusahaan, meluncurkan inisiatif baru pada Juni untuk mengatasi kekurangan pekerja terampil. Inisiatif ini bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran.
“Meskipun teknologi terus berkembang, teknologi tidak bisa gantikan tukang ledeng, tukang listrik, pekerja konstruksi, atau profesi terampil lainnya,” kata Marvin Ellison, CEO Lowe’s.
Lowe’s mulai program pelatihan online 90 hari pada 2022 untuk karyawan yang mau mengejar pekerjaan seperti tukang kayu. Mereka juga sudah investasi $43 juta lewat organisasi amalnya sejak 2023 untuk membantu merekrut dan melatih pekerja terampil.
Mervin Jebaraj dari Universitas Arkansas mengatakan program-program ini akan bantu mengurangi kekurangan, tapi tidak akan hilangkan sepenuhnya, apalagi dengan kebijakan imigrasi Trump.
“Selama masih perlu orang untuk memperbaiki sesuatu secara fisik, kekurangan akan tetap ada,” katanya. “Kita tidak punya cukup orang.”
CEO Walmart Doug McMillon baru-baru ini mengatakan bagian dari alasan kekurangan ini adalah “kurangnya kesadaran”.
Walmart memperbarui program pelatihannya pada musim semi 2024, fokus pada karyawannya sendiri dengan pelatihan gratis di area Dallas-Fort Worth. Tahun ini, mereka tambah tempat pelatihan baru di Indiana dan Florida. Program ini gabungkan instruksi praktik dan belajar di kelas.
Hampir 400 karyawan sudah lulus dari program ini per pertengahan November. Setiap lulusan dapat peran sebagai teknisi, dengan penghasilan rata-rata $32 per jam. Target Walmart adalah melatih 4.000 pekerja lewat program ini pada 2030.
Peran teknisi pemeliharaan sangat penting untuk menjaga operasional Walmart, terutama selama musim liburan. Menurut R.J. Zanes dari Walmart, jika sistem pendingin rusak di toko, bisa rugi sampai $300.000–$400.000 karena produk rusak.
“Kita harus tetap waspada,” katanya. “Kita harus pastikan punya keterampilan yang tepat untuk melakukan perawatan, dan ketika ada kerusakan, kita perbaiki secepat mungkin untuk mengurangi biaya kerugian.”