Membawa Wastra Nusantara ke Dalam Bahasa Busana Modern Sehari-hari

Minggu, 21 Desember 2025 – 00:15 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah naiknya ketertarikan pada fesyen berkelanjutan dan wastra Nusantara, For You Infinity Couture (FYI Couture) muncul dengan cara yang beda. Merek yang berasal dari mimpi ini coba menjembatani jarak antara couture yang eksklusif dengan kebutuhan pakaian sehari-hari, tanpa menghilangkan nilai seni dan keunikan kain tradisional Indonesia.

Baca Juga :
Lakon Indonesia Bawa Wastra Nusantara ke Premiere Classe Paris, PINTU Incubator Perkuat Mode RI–Prancis

DNA FYI Couture berakar kuat pada karya-karya couture Fiona Yao, desainer muda Indonesia yang dikenal lewat eksplorasi batik tradisional dan renda dalam kebaya modern, gaun malam, sampai busana untuk karpet merah. Dari panggung-panggung spesial inilah muncul ide untuk menghadirkan interpretasi yang lebih fungsional—busana yang tetap punya jiwa couture, tapi cocok dipakai untuk sehari-hari. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Perjalanan FYI Couture tidak lepas dari sosok Cilla Henriette, pecinta wastra Nusantara yang sejak 2023 adalah pelanggan Fiona Yao. Dari sudut pandang seorang penikmat karya couture, Cilla melihat bagaimana busana-busana indah sering cuma ada di momen tertentu dan jarang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Misi itulah yang kemudian mendorong lahirnya FYI Couture.

Baca Juga :
Bakal Ngetrend di 2025, Kain Tenun Bertransformasi dari Gaya Formal ke Kasual

“Karena harga dari karya-karya desainer itu mahal dan juga pemakaiannya terbatas di acara tertentu saja, tidak banyak orang yang melihatnya di keseharian. FYI punya tujuan untuk menerjemahkan standar couture tersebut dan juga karakter dari Fiona Yao ke dalam everyday couture,” ungkap Cilla dalam keterangannya, dikutip Minggu 21 Desember 2025.

Nama FYI sendiri adalah singkatan dari For Your Infinity, sebuah filosofi yang mewakili kebebasan perempuan dalam mengekspresikan berbagai peran dan identitas hidupnya. Nilai ini terlihat dalam setiap koleksi yang tidak membatasi pemakainya pada satu karakter tertentu.

MEMBACA  Kegiatan Kombes Iqbal dan Tim dalam Berdoa Bersama dan Memberikan Bunga kepada Pengunjung Pemakaman Massal Korban Tsunami

Baca Juga :
IN2MF 2024 Jadi Wadah Kolaborasi Fesyen Tanah Air Buat Dobrak Pasar Dunia

“Kita sebagai wanita punya banyak identitas, atau kita sebut multiple identities. Kita adalah ibu, pekerja, pemilik bisnis, dan pencinta hobi,” ungkapnya.

Konsep slow fashion menjadi jantung dari FYI Couture. Tidak ada produksi massal; setiap busana dibuat secara terbatas dan buatan tangan. Pendekatan ini membuat tiap koleksi bukan cuma pakaian, tapi artefak personal yang bisa disesuaikan lagi dengan kebutuhan pemakainya.

“Tidak ada satu pun pakaian yang sama persis. Model bisa sama, tapi bahan pasti berbeda. Kami menggunakan kain tradisional Indonesia yang didapatkan dari seluruh pulau, termasuk ada juga koleksi pribadi kami yang tak ternilai harganya dan sudah berusia lebih dari lima puluh tahun. Jadi, kami menawarkan sesuatu yang mirip untuk desain yang kamu inginkan, tapi tidak pernah identik,” tutur Fiona Yao, Head Designer FYI.

Tinggalkan komentar