CEO Tenang: Mayoritas Pemimpin Bisnis Beroperasi pada ‘Sekitar 20%’ Kapasitas

Burnout para CEO mungkin tersembunyi di depan mata. CEO dari Calm, aplikasi tidur dan meditasi nomor satu dunia, bilang kalau pemimpin bisnis kehilangan tidur, merasa capek, dan mikirin untuk berhenti kerja. Tapi waktu ditanya kabarnya, mereka bilang mereka baik-baik saja.

David Ko, pemimpin utama Calm, berbicara di acara Fortune Brainstorm AI conference awal bulan ini. Dia bilang perusahaannya survei lebih dari 250 eksekutif tinggi, dan tanya pertanyaan sederhana: “Gimana kabarmu?”

“Kebanyakan orang bilang kalau mereka baik-baik saja,” kata Ko.

Tapi waktu Ko lihat metrik kesehatan, dari apakah para pemimpin merasa cemas atau tertekan sampai bisa fokus di kerja, hasilnya sangat berbeda: 48% responden merasa kewalahan, dan seperempatnya bilang mereka merasa cemas atau depresi. Lalu, 34% bilang mentalnya capek, dan 40% laporkan tidak bisa fokus saat kerja. Setengah dari peserta survei bilang mereka mikirin untuk turun dari jabatannya.

Ko juga minta para eksekutif bandingkan energinya seperti baterai, karena ini metrik yang lebih mudah untuk menilai kesehatan mental. Hanya satu dari empat eksekutif yang bilang baterai mereka “terisi penuh.”

“Kebanyakan pemimpin, seperti di ruangan ini, beroperasi cuma sekitar 20%,” kata Ko. “Bayangkan apa artinya itu.”

Akibat dari burnout CEO

Burnout, yang dirasakan oleh mayoritas eksekutif bisnis kecil-menengah, tidak cuma bikin pemimpin lebih sering sakit, bolos lebih banyak, dan pergantian karyawan tinggi, tapi juga bisa gerogoti keuntungan perusahaan. Sebuah studi dari American Journal of Preventive Medicine di April nemuin pekerja yang burnout bisa merugikan tempat kerja rata-rata $3,999 per pekerja per jam, dan sampai lebih dari $20,000 per eksekutif. Efek penularan sosial, di mana karyawan terpengaruh suasana hati rekan atau atasannya, bisa bikin “spiral ke bawah” untuk seluruh kantor, kata ahli sumber daya manusia.

MEMBACA  Warburg Pincus menjalankan penjualan $201,69 juta di Clearwater Analytics Holdings oleh Investing.com

Ko bilang perusahaan yang investasi dalam intervensi kesehatan mental laporkan burnout lebih sedikit, hasil investasi lebih tinggi, dan keterlibatan lebih besar. Hampir 85% orang yang disurvei Calm percaya kesehatan mental langsung pengaruhi keuntungan perusahaan.

CEO itu bilang intervensi kesehatan mental, seperti pake aplikasi mindfulness kayak Calm, bisa bantu karyawan mengatasi kecemasan AI, apalagi dengan kekhawatiran AI menggantikan pekerja manusia. Menurut laporan Pew Research Center dari Februari, lebih dari setengah karyawan yang disurvei bilang mereka khawatir tentang dampak teknologi ini di tempat kerja nanti. Calm sendiri sudah masukkan meditasi panduan AI ke aplikasinya, dan Ko saran aplikasi mindfulness-nya bisa kurangi kecemasan AI lewat mindfulness, dan juga dengan membuat pengguna berinteraksi langsung dengan AI.

“Di dunia yang sedang diubah oleh AI, organisasi sadar kalau aset terbesar kita bukan cuma teknologinya,” katanya. “Tapi orang-orang di belakangnya.”

Tinggalkan komentar