Surplus 4 Juta Ton, Indonesia Hentikan Impor Solar Tahun Depan

loading…

Indonesia berencana menghentikan impor solar mulai 2026. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan Indonesia akan berhenti impor solar mulai tahun 2026. Hal ini seiring dengan bertambahnya kapasitas pengolahan kilang dalam negeri. Kebijakan ini disampaikan Bahlil dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Bahlil menjelaskan, beroperasinya proyek RDMP Balikpapan bakal nambah kapasitas produksi lebih dari 100 ribu barel per hari. Dengan tambahan ini, produksi dan konsumsi solar nasional sudah dianggap seimbang, jadi impor tidak diperlukan lagi. “Mulai tahun depan Indonesia tidak impor Solar lagi karena konsumsi dan produksi kita udah cukup,” ujar Bahlil.

Proyek RDMP Balikpapan akan menaikkan kapasitas pengolahan dari 260.000 bph menjadi 360.000 barel per hari. Kilang senilai sekitar USD7,4 miliar ini merupakan Proyek Strategis Nasional yang ditarget bisa memenuhi sekitar 22–25% kebutuhan BBM nasional.

Pemerintah juga menyiapkan langkah untuk memanfaatkan surplus solar yang diperkirakan capai sekitar 4 juta ton pada 2026. Surplus ini rencananya akan dikonversi menjadi avtur guna menekan impor bahan bakar pesawat. Bahlil juga akan menaikkan campuran biodiesel dalam solar menjadi 50% di paruh kedua 2026.

Selain itu, pemerintah sedang menyiapkan kebijakan wajib mencampur etanol 10 persen (E10) pada bensin, yang ditarget mulai berlaku pada 2027. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor bensin yang saat ini masih sekitar 27 juta ton per tahun.

MEMBACA  Lima Perenang Indonesia Siap Bertanding di Kejuaraan Akuatik Dunia Junior di Rumania

Tinggalkan komentar