“Slop” Dinobatkan Merriam-Webster sebagai Kata Terbaik Tahun 2025

Terkadang, kata tahunan dari Merriam-Webster bisa ditebak. Dan tahun 2025 adalah salah satu tahun yang seperti itu.

Dengan sangat tidak mengejutkan, penerbit kamus dan bahan referensi ternama serta terhormat itu mendeklarasikan “slop” sebagai kata tahun ini untuk 2025. Menurut Merriam-Webster, slop didefinisikan sebagai “konten digital berkualitas rendah yang biasanya diproduksi dalam jumlah banyak dengan menggunakan kecerdasan buatan,” sebuah definisi yang terasa sangat tepat jika Anda aktif menggunakan internet dalam setahun terakhir.

Internet mengalami ledakan slop di tahun 2025. Sebuah gunung berapi slop, boleh dikatakan. Di aplikasi media sosial, layanan streaming musik, platform video, grup obrolan, feed X Gedung Putih, hingga kotak masuk email kita, slop AI terasa tak terhindarkan.

Slop mungkin pilihan yang mudah bagi Merriam-Webster, tapi itu tak membuatnya keliru. Tahun ini, omong kosong dan *deepfake* hasil AI berkembang biak di internet seperti belum pernah terjadi sebelumnya. *Feed* video pendek kini penuh dengan video hewan lucu yang keasliannya dipertanyakan, dan Facebook kebanjiran gambar AI aneh tentang prajurit diamputasi memegang plang bertuliskan “tidak ada yang suka padaku.” Bagian terakhir itu benar, saya telah melihat banyak sekali.

Lalu, mengapa 2025 menjadi tahun slop?

Perusahaan teknologi besar bekerja keras memastikan internet dipenuhi konten AI sebanyak mungkin. Untuk pertama kalinya, model video AI seperti Veo 3 milik Google dan Sora 2 dari OpenAI memungkinkan pembuatan video realitis hampir secara instan. Meski mata terlatih biasanya bisa mengenali video buatan AI, semakin sulit membedakan apakah video viral tersebut asli atau tidak.

Meta bahkan merilis aplikasi video pendeknya sendiri yang khusus untuk menonton klip hasil AI, dan mereka bukan satu-satunya perusahaan teknologi besar yang meluncurkan mesin slop tak terhingga di 2025. AI generatif telah ada selama beberapa tahun, tapi 2025 terasa seperti titik kritis, ketika perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Meta memutuskan AI harus menjadi pilar penopang strategi bisnis mereka.

MEMBACA  Penghargaan sebagai Dorongan Meningkatkan Partisipasi Program Jamsostek di Jawa Barat

Bahkan, orang-orang kini sudah membicarakan memasukkan klausa anti-*deepfake* dalam wasiat mereka. Pada 2025, AI berubah dari sekadar rasa penasaran menjadi ada di mana-mana, dan “slop” menjadi perwujudan tren itu.

Ini berdampak luas pada kosakata internet, karena “slop” menjadi istilah singkat untuk segala hal yang generik dan sekali pakai, terlepas dari apakah AI terlibat atau tidak. Di dunia video game, misalnya, “friendslop” menjadi istilah untuk game multipemain kooperatif berisiko rendah di 2025. Bagi yang lain, istilah ini berlaku untuk hasil terbaru dari Marvel Cinematic Universe, atau berbagai acara dan film eksklusif streaming yang berdampak minimal. Ia telah menjadi sinonim untuk “konten demi konten”, begitulah kira-kira.

Reporter budaya digital dan teknologi kami sendiri nyaris tak sanggup mengikuti laju mesin slop tahun ini. Dari kanguru dukungan emosional dan kelinci melompat di trampolin hingga *deepfake* seksual serta meme politik yang mengganggu, slop ada di mana-mana. Kami bahkan membuat slop sendiri.

Slop bisa jadi hiburan ringan yang tak berbahaya, atau memiliki sisi kelam, tapi ia memenuhi ‘palung’ internet seperti belum pernah terjadi sebelumnya.

Jadi, tak bisa disangkal — 2025 adalah tahun slop, setidaknya menurut kamus terpercaya. Saya rasa mereka tidak salah.


Keterangan: Ziff Davis, perusahaan induk Mashable, pada April mengajukan gugatan terhadap OpenAI, dengan alegasi bahwa mereka melanggar hak cipta Ziff Davis dalam melatih dan mengoperasikan sistem AI-nya.

Topik Kecerdasan Buatan Video Viral

Tinggalkan komentar