Korea Selatan Protes Pesawat Tempur Tiongkok dan Rusia di Wilayah Udara Mereka

Korea Selatan telah menyampaikan protes kepada atase pertahanan Tiongkok dan Rusia yang bertugas di negaranya, sehari setelah pesawat tempur milik kedua negara memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya.

Seoul menyatakan telah memberangkatkan jet tempur untuk “mengambil langkah taktis guna mengantisipasi keadaan darurat” setelah tujuh pesawat militer Rusia dan dua pesawat Tiongkok “masuk secara singkat” ke zona tersebut pada Selasa. Namun, mereka menekankan bahwa pesawat-pesawat itu “tidak melanggar” ruang udara kedaulatan Korea Selatan.

Beberapa negara menetapkan zona identifikasi pertahanan udara (Kadiz), di mana mereka mewajibkan pesawat asing untuk mengidentifikasi diri. Zona ini bukan merupakan bagian dari ruang udara berdaulat menurut hukum internasional.

Pada Maret tahun ini, Seoul juga pernah memberangkatkan jet tempur setelah beberapa pesawat tempur Rusia terbang masuk ke dalam Kadiz.

Menurut seorang pejabat Staf Gabungan yang dikutip media Korea Selatan, pesawat Rusia masuk ke Kadiz dekat Pulau Ulleung dan Dokdo, sementara pesawat Tiongkok masuk dekat Ieodo. Pesawat dari kedua belah pihak kemudian berkumpul kembali di ruang udara dekat Pulau Tsushima, Jepang.

“Militer kami akan merespons secara aktif aktivitas pesawat dari negara tetangga di Kadiz dengan berpatokan pada hukum internasional,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Rabu saat menyampaikan keluhannya.

Baik Jepang maupun Korea Selatan sama-sama mengklaim kelompok pulau Dokdo, demikian pula dengan Korea Utara.

Ieodo—sebuah batuan tenggelam di sekitar Pulau Jeju—menjadi titik sengketa antara Seoul dan Beijing, yang masing-masing telah memasukkannya ke dalam zona pertahanan udara mereka.

Pada hari Rabu, Tiongkok mengonfirmasi bahwa angkatan udaranya telah melaksanakan patroli gabungan dengan Rusia di atas Laut Tiongkok Timur dan ruang udara Samudera Pasifik Barat.

MEMBACA  Peringatan Hari Kemenangan Tiongkok Serukan Perdamaian Dunia

Latihan ini merupakan bagian dari “rencana kerja sama tahunan” antara Beijing dan Moskow untuk “menghadapi tantangan regional dan menjaga perdamaian serta stabilitas kawasan,” ujar seorang juru bicara kementerian pertahanan.

Sejak 2019, Tiongkok dan Rusia telah beberapa kali memasuki zona pertahanan udara Korea Selatan tanpa pemberitahuan, seringkali dalam latihan serupa. Rusia tidak mengakui zona pertahanan udara Korea Selatan, menyebutnya ditetapkan “secara sepihak” dan karenanya tidak sepatutnya menciptakan kewajiban hukum bagi negara lain.