Sebelum laporan keuangan, harga saham Salesforce turun 30% tahun ini dan diperdagangkan di posisi terendahnya dalam 52 minggu. Banyak orang ragu apakah cerita AI mereka nyata atau cuma ikut-ikutan tren.
Ternyata, hasilnya sangat bagus. Pendapatan kuartal ketiga tahun fiskal 2026 mencapai $10.3 miliar, naik 9%. Laba per saham (EPS) bahkan jauh melampaui perkiraan, yaitu $3.25 vs perkiraan sekitar $2.80-an. Ini kejutan besar!
Semua indikator permintaan masa depan juga tumbuh kuat. Arus kas operasi dan bebas juga naik signifikan. Salesforce juga mengembalikan sekitar $4 miliar lebih kepada pemegang saham melalui pembelian kembali saham dan dividen. Laporan keuangannya terlihat sangat sehat.
Bisnis AI dan data mereka, yaitu Agentforce dan Data 360, sekarang memiliki run-rate hampir $1.4 miliar per tahun, tumbuh lebih dari 100%! Hampir 90% dari 50 Perusahaan AI Teratas Forbes menggunakan Salesforce. Sekitar setengah dari pemesanan produk AI mereka datang dari pelanggan yang sudah ada, yang artinya mereka berhasil menjual lebih banyak ke pelanggan lama.
Salesforce punya visi “Agentic Enterprise” dan mengatakan AI adalah penggerak utama untuk target pendapatan jangka panjang. Akuisisi Informatica juga diharapkan menambah pertumbuhan.
Meski begitu, bisnis AI $1.4 miliar ini masih kecil dibanding total pendapatan tahunan yang diproyeksikan lebih dari $41 miliar. Pertanyaannya, seberapa cepat bisnis AI ini bisa benar-benar mengubah masa depan perusahaan? Untuk saat ini, setidaknya laporan ini membuktikan Salesforce bukan perusahaan yang tertinggal di era AI. Para investor pasti senang melihat angka-angka bagus ini.