Jumat, 5 Desember 2025 – 16:10 WIB
Jakarta, VIVA – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Golkar, Alien Mus, menilai pernyataan Menko Pemberdayaan Manusia (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang meminta tiga kementerian untuk bertaubat nasuha itu tidak etis.
Menurutnya, pernyataan itu sangat tidak tepat dilontarkan saat kondisi masyarakat membutuhkan penanganan cepat atas bencana di Pulau Sumatera.
Pernyataan yang menjustifikasi tiga menteri—Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, dan Menteri Lingkungan Hidup—sebagai penyebab bencana, dinilai tidak pantas dikeluarkan oleh Cak Imin.
Hal ini disampaikan Alien Mus dalam Rapat Kerja bersama Kementerian Kehutanan pada Kamis, 4 Desember 2025.
Alien menambahkan, saat ini bukan waktunya saling menyalahkan, tetapi harus berkolaborasi untuk penanganan terbaik bagi korban bencana.
"Tidak perlu saling menyalahkan, apalagi antarlembaga kementerian. Pernyataan tersebut kesannya menghakimi. Yang dibutuhkan sekarang adalah langkah cepat menangani korban, bukan saling lempar tanggung jawab. Dalam kondisi darurat, yang perlu adalah koordinasi dan kolaborasi," kata Alien Mus.
"Ya, ini pernyataan sangat tidak etis dikeluarkan oleh Cak Imin, tidak tepat dalam kondisi bencana di mana masyarakat sedang dalam duka dan kesulitan serta butuh penanganan cepat dari kita semua, terutama pemerintah," sambungnya.
Anggota DPR RI dari Dapil Maluku Utara ini menegaskan, bencana alam tidak memiliki penyebab tunggal, tetapi hasil dari kompleksitas banyak faktor, sehingga butuh kajian mendalam.
"Yang jelas, bencana ini terjadi akibat interaksi banyak faktor: alamiah, lingkungan, sosial, tata kelola, dan lain-lain. Butuh kajian mendalam dan komprehensif agar pemerintah bisa merumuskan langkah pencegahan yang tepat," tuturnya.
Cak Imin Minta Maaf
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan Cak Imin telah meminta maaf terkait pernyataan taubat nasuha tentang bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Hal itu diungkapkan Raja Juli dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Desember 2025.