Kementerian Galang Dana Rp1,5 Miliar untuk Warisan Budaya Terdampak Banjir di Sumatra

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah mengumpulkan dana sebesar Rp1,5 miliar (sekitar US$90.000) untuk membantu menangani dampak banjir dan tanah longsor pada situs-situs cagar budaya di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Dalam konferensi pers pada Kamis, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa dana tersebut akan disalurkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya di tiga provinsi Sumatra itu.

Menurut dia, setidaknya 43 situs cagar budaya telah terdampak oleh banjir dan tanah longsor yang parah di Sumatra, terdiri dari 34 situs di Aceh, tujuh situs di Sumatra Utara, dan dua situs di Sumatra Barat. Kerusakannya bervariasi dari ringan, sedang, hingga berat.

Fadli mencatat bahwa sejumlah situs di Aceh mengalami kerusakan sedang akibat banjir, termasuk Makam Sultan Ma’ruf Syah, Masjid Poteumeureuhom, dan Masjid Teungku Di Pucok Krueng.

Menurutnya, banjir juga merendam makam-makam kuno, masjid, serta rumah adat di wilayah Aceh Tengah.

“Rumah adat Toweren di Aceh Tengah terendam banjir dengan kondisi yang cukup parah. Situs Loyang Ujung Karang juga terkena longsor di Aceh Tengah, yang kerusakannya cukup serius,” ujarnya.

Situs cagar budaya di wilayah Sumatra Utara yang terdampak antara lain Masjid Al-Osmani, Masjid Sri Alam Dunia, Bagas Godang Sipirok, dan Bagas Godang Muaratais.

Di Sumatra Barat, lanjutnya, rumah pahlawan nasional Rasuna Said terkena dampak banjir. Selain itu, Jalur Kereta Api Sawahlunto-Teluk Bayur juga terdampak banjir dan tanah longsor.

Menteri menyatakan bahwa bencana hidrometeorologi ini juga mempengaruhi 72 orang penjaga cagar budaya beserta rumah mereka.

Banjir dan tanah longsor baru-baru ini melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, akibat curah hujan dengan intensitas tinggi.

MEMBACA  DPC Peradi Jakbar Meminta Calon Advokat untuk Tidak Meniru Tindakan Razman yang Naik Meja saat Sidang

Pemerintah ketiga provinsi tersebut telah menetapkan status tanggap darurat bencana, berlaku sejak 28 November hingga 11 Desember untuk Aceh, 27 November hingga 10 Desember untuk Sumatra Utara, dan 25 November hingga 8 Desember untuk Sumatra Barat.

Berdasarkan data BNPB per 4 Desember, korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 836 orang, sementara 509 orang masih dinyatakan hilang.

Berita terkait: Air force A400M delivers 24 tons of aid to flood-hit Aceh

Berita terkait: Industrial zones in Sumatra safe amid floods, landslides: Minister

Berita terkait: Indonesia deploys hospital ships to bolster Sumatra flood relief

Penerjemah: Sinta Ambarwati, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar