Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama Lembaga Berita ANTARA, Akhmad Munir, memimpin momen hening dan doa bersama bagi warga yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di tiga provinsi di Pulau Sumatra.
Berdasarkan pernyataan, ia menggunakan peluncuran Hari Pers Nasional 2026 di Serang, Banten, pada Minggu untuk menyoroti bencana tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 300 jiwa per Sabtu sore, 29 November.
“Kami mengajak semua yang hadir untuk melakukan momen hening dan doa untuk saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang terkena musibah bencana hidrometeorologi,” kata Munir.
Berbicara selaku Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), ia menyapa secara virtual pengurus daerah PWI di tiga provinsi terdampak dan menanyakan kebutuhan paling mndesak warga.
Dalam kesempatan itu, dia mengumumkan dimulainya inisiatif penggalangan dana PWI untuk mengadakan barang-barang pokok bagi masyarakat di daerah yang terdampak.
Hadir juga dalam acara tersebut, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan belasungkawa kepada para korban.
Dia memastikan bahwa pemerintah, polisi, dan tentara akan terus mengirimkan bantuan, termasuk pakaian, peralatan komunikasi, dan alat evakuasi, selain operasi pencarian dan pertolongan yang masih berlangsung.
“Kami bertekad untuk membuka rute yang aman dan lancar untuk distribusi logistik dan bantuan agar sampai tepat waktu kepada warga yang membutuhkan,” ujarnya.
Kapolri juga mendorong para wartawan Indonesia untuk memperkuat sinergi dalam melawan misinformasi di era pasca-kebenaran.
“Di sisi kami, kami berkomitmen untuk memastikan keselamatan para reporter di lapangan, mengingat banyak dari mereka yang mempertaruhkan nyawa untuk menyampaikan informasi kepada publik,” tegasnya.
Di Jakarta pada Jumat, 28 November, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah terus memantau perkembangan di daerah terdampak sebelum memutuskan untuk menetapkan status darurat bencana nasional. Dia menekankan bahwa prioritas utama adalah menyalurkan bantuan yang memadai bagi para korban.
Dia juga menggambarkan bahaya hidrometeorologi ini sebagai pengingat bagi bangsa untuk memperkuat kewaspadaan dan lebih memperhatikan pentingnya perlindungan lingkungan.