Dualisme Pasar Tenaga Kerja: Memahami Masalah Struktural
Konsep dualisme pasar tenaga kerja mengacu pada keberadaan dua segmen berbeda dalam pasar tenaga kerja suatu perekonomian: sektor primer dan sekunder. Permasalahan struktural ini mempunyai implikasi yang signifikan terhadap lapangan kerja, distribusi pendapatan, dan pembangunan ekonomi. Memahami dualisme pasar tenaga kerja sangat penting bagi pembuat kebijakan dan ekonom karena membantu mengidentifikasi dan mengatasi tantangan yang terkait dengan kesenjangan ini.
Di sektor primer, pekerja menikmati kondisi kerja yang stabil, upah yang lebih tinggi, dan akses terhadap tunjangan sosial. Segmen ini biasanya terdiri dari para profesional berketerampilan tinggi, seperti dokter, insinyur, dan personel manajemen senior. Orang-orang ini memiliki pengetahuan dan keahlian khusus, sehingga membuat mereka diinginkan di pasar kerja. Mereka mendapat manfaat dari keamanan kerja, peluang kemajuan karir, dan kondisi kerja yang menguntungkan.
Di sisi lain, sektor sekunder terdiri dari pekerja berketerampilan rendah yang menghadapi kondisi kerja yang tidak menentu, upah rendah, dan terbatasnya akses terhadap tunjangan sosial. Segmen ini terutama mencakup pekerja sementara, pekerja paruh waktu, dan mereka yang melakukan pekerjaan informal atau berupah rendah. Mereka sering kali tidak memiliki keamanan kerja, sering menghadapi PHK, dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Pekerja sektor sekunder biasanya memiliki akses terbatas terhadap peluang pelatihan dan pengembangan keterampilan, sehingga membatasi peluang mereka untuk pindah ke sektor primer.
Dualisme pasar tenaga kerja muncul karena berbagai faktor, antara lain kemajuan teknologi, globalisasi, dan regulasi pasar tenaga kerja. Kemajuan teknologi telah menyebabkan tingginya permintaan akan pekerja berketerampilan, sehingga menyebabkan mereka yang berketerampilan rendah berada pada posisi yang dirugikan. Globalisasi juga berperan dengan mengalihkan pekerjaan manufaktur padat karya ke negara-negara dengan upah tenaga kerja yang lebih rendah, sehingga memperburuk kesenjangan antara sektor primer dan sekunder di negara maju.
Selain itu, peraturan pasar tenaga kerja secara tidak sengaja dapat berkontribusi terhadap dualisme. Undang-undang ketenagakerjaan yang ketat yang bertujuan melindungi hak-hak pekerja dapat secara tidak sengaja membuat perusahaan enggan mempekerjakan pekerja, terutama di sektor formal. Hal ini menyebabkan peningkatan lapangan kerja informal dan tidak tetap, sehingga memperburuk pembagian antara sektor primer dan sekunder.
Konsekuensi dari dualisme pasar tenaga kerja sangatlah signifikan. Ketimpangan pendapatan cenderung lebih terlihat di negara-negara dengan pasar tenaga kerja ganda yang besar. Kurangnya stabilitas pendapatan dan terbatasnya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dapat melanggengkan kemiskinan dan menghambat mobilitas sosial. Selain itu, dualisme pasar tenaga kerja menghambat pertumbuhan ekonomi karena menghambat pengembangan sumber daya manusia, inovasi, dan produktivitas.
Mengatasi dualisme pasar tenaga kerja memerlukan pendekatan multifaset. Para pengambil kebijakan harus fokus pada penerapan reformasi pasar tenaga kerja yang mendorong inklusivitas dan mengurangi kesenjangan antara sektor primer dan sekunder. Hal ini dapat mencakup penyediaan akses yang lebih baik terhadap program pendidikan dan pelatihan bagi pekerja di sektor sekunder, meningkatkan keamanan kerja, dan mendorong kewirausahaan.
Selain itu, pemerintah harus menciptakan lingkungan yang mendorong investasi dan penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor yang berpotensi menyerap pekerja sektor sekunder. Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan industri yang tepat sasaran, pembangunan infrastruktur, dan dukungan terhadap usaha kecil dan menengah.
Kesimpulannya, dualisme pasar tenaga kerja menimbulkan tantangan yang signifikan bagi perekonomian di seluruh dunia. Memahami permasalahan struktural yang mendasari fenomena ini sangat penting dalam merancang kebijakan efektif yang mendorong pertumbuhan inklusif dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Dengan mengatasi kesenjangan antara sektor primer dan sekunder, perekonomian dapat menciptakan peluang bagi semua pekerja untuk berkembang, sehingga mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan.