Kamis, 27 November 2025 – 16:15 WIB
Washington, VIVA – Tersangka dalam kasus penembakan terhadap dua tentara Garda Nasional di dekat Gedung Putih adalah warga Afghanistan yang pernah bertugas bersama unit Pasukan Khusus Amerika Serikat di negara asalnya. Hal ini dilaporkan oleh media AS, NBC dan CBS News, pada Kamis, 27 November 2025. Ia masuk ke AS pada tahun 2021.
Baca Juga :
Buntut Penembakan 2 Garda Nasional, Trump Larang Warga Afghanistan Masuk AS
Media NBC mengidentifikasi tersangka sebagai Rahmanullah Lakanwal, yang datang ke Amerika Serikat pada September 2021 setelah kurang lebih 10 tahun berkarier di Afghanistan. Menurut sumber yang tahu tentang penyelidikan dan seorang pejabat penegak hukum, Lakanwal mendapat status suaka di AS di awal tahun ini.
Rahmanullah Lakanwal, 29 tahun, melepaskan tembakan dan melukai prajurit yang sedang patroli pada Rabu sore. Pelaku kemudian ditembak dan sekarang dirawat di rumah sakit.
Baca Juga :
Murkanya Trump setelah Imigran Afghanistan Tembak 2 Pasukan Garda Nasional: Binatang!
Rahmanullah Lakanwal, tersangka penembakan terhadap dua tentara Garda Nasional
Bertugas di Entitas Keamanan AS
Baca Juga :
Warga Afghanistan Tersangka Penembakan 2 Anggota Garda Nasional AS Dekat Gedung Putih
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan di media sosial bahwa tersangka "adalah salah satu dari banyak orang yang dibebaskan bersyarat secara massal tanpa pemeriksaan ketat ke Amerika Serikat di bawah Operasi Allies Welcome".
Program tersebut, yang diluncurkan oleh mantan presiden Joe Biden, menawarkan warga Afghanistan yang rentan, termasuk mereka yang pernah bekerja dengan pasukan AS, kesempatan untuk tinggal di Amerika Serikat setelah pemerintahan Taliban kembali berkuasa.
NBC mengutip seorang kerabat tersangka yang mengatakan Lakanwal tiba di AS pada September 2021 setelah bertugas di tentara Afghanistan selama 10 tahun bersama Pasukan Khusus AS, yang markas besarnya di Kandahar.
Fox News, mengutip mantan kepala CIA John Ratcliffe, menyebut Lakanwal bekerja dengan berbagai entitas pemerintah AS, termasuk dinas intelijen. Otoritas keamanan publik menyatakan bahwa Lakanwal mengajukan suaka pada tahun 2024, yang kemudian disetujui di tahun 2025.
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tersangka adalah seorang Afghanistan yang tiba di Amerika Serikat pada tahun 2021 "dengan penerbangan yang terkenal itu," merujuk pada evakuasi warga Afghanistan saat Taliban mengambil alih negara tersebut setelah penarikan pasukan AS.
Tidak lama setelah pidato Trump, Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS menunda semua permohonan imigrasi dari warga Afghanistan untuk waktu yang tidak ditentukan.
"Efektif segera, pemrosesan semua permintaan imigrasi yang terkait dengan warga negara Afghanistan dihentikan sambil menunggu tinjauan lebih lanjut terhadap protokol keamanan dan pemeriksaan," tulis lembaga tersebut di media sosial.
Trump mengutuk penembakan ini sebagai "tindakan keji, tindakan kebencian, dan aksi teror", serta menyebutnya sebagai "kejahatan terhadap seluruh bangsa kita."
Halaman Selanjutnya
Trump juga telah memerintahkan 500 pasukan federal tambahan ke Washington, D.C, sebagai bentuk tanggapan atas penembakan dua anggota Garda Nasional. "Saya telah memerintahkan Departemen Perang untuk memobilisasi 500 pasukan tambahan guna membantu melindungi Ibu Kota kita," kata Trump.