Visi BYD Menuju 2026

Senin, 24 November 2025 – 12:40 WIB

Tangerang Selatan, VIVA – BYD mengakhiri tahun 2025 dengan keyakinan kuat akan pertumbuhan pasar mobil listrik di Indonesia. Perusahaan menyatakan bahwa fondasi bisnis yang telah dibangun selama dua tahun terakhir membuat mereka semakin siap menghadapi tahun depan.

Menurut BYD, kesiapan ini tidak hanya datang dari penjualan yang terus naik, tetapi juga dari berbagai proses strategis yang sedang diselesaikan. Mereka menekankan bahwa persiapan-persiapan ini memberikan kepastian untuk memasuki fase baru pada 2026.

Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Pandjaitan, mengatakan bahwa perusahaan saat ini sedang dalam tahap akhir proses audit dan koordinasi dengan pemerintah.

“Karena kami sudah dapat audit dari BKPM, kami juga sekarang lagi konsisten koordinasi dengan Kementerian Perindustrian,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif di acara GJAW 2025.

Luther menjelaskan bahwa BYD tetap optimis meskipun pasar otomotif Indonesia punya tantangan sendiri. Dia menyebutkan bahwa riset mendalam sedang dilakukan untuk memahami kebutuhan konsumen, terutama di segmen yang belum berkembang seperti mobil listrik city car.

Saat ini BYD masih fokus pada model-model yang sudah ada, tetapi beberapa produk baru sedang dipersiapkan untuk tahun depan. Perusahaan memastikan semua perencanaan berjalan sesuai rencana agar harga dan pasokan untuk konsumen tetap terjaga.

Optimisme ini juga datang dari rencana BYD untuk beralih ke basis manufaktur dalam negeri. “Kalau berbasis manufaktur, kami justru lebih *confidence* dan lebih optimis,” kata Luther.

Dengan produksi lokal, BYD menilai tingkat kepastian rantai pasok akan lebih tinggi dibandingkan dengan metode yang digunakan saat ini. Hal ini juga dipercaya dapat memperkuat posisi mereka di tengah persaingan mobil listrik yang semakin ketat.

MEMBACA  BYD Luncurkan Penjualan Mobil Listrik di Argentina Didukung Pembebasan Tarif

Luther menambahkan bahwa insentif pemerintah berperan besar dalam menjaga harga tetap kompetitif. “BYD saat ini memanfaatkan *policy incentive* yang membuat kondisi dengan dan tanpa manufaktur itu relatif sama,” ujarnya.

Menurut BYD, kebijakan ini memberikan rasa aman bagi konsumen untuk membeli sekarang atau nanti setelah produksi lokal dimulai. Perusahaan bahkan memperkirakan seluruh proses akan mulai berjalan pada kuartal pertama tahun 2026.