Sukabumi (ANTARA) – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Mukhtarudin mendorong calon pekerja migran untuk memanfaatkan program kredit usaha rakyat (KUR) guna membiayai keberangkatan mereka ke luar negeri. Dia menyatakan bahwa fasilitas ini masih jarang dipakai meskipun alokasi dananya cukup besar.
Menurut keterangan pers dari Diskominfo Kota Sukabumi pada Minggu, seruan ini disampaikan Mukhtarudin saat peresmian Pasim Go Migrant Center di Sukabumi, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, calon pekerja migran, baik yang berangkat secara mandiri atau melalui pemda dan agen penempatan, dapat mengajukan pinjaman KUR hingga Rp100 juta dengan suku bunga enam persen.
Pembayaran pinjaman dapat dicicil menggunakan penghasilan yang didapat setelah mulai bekerja di luar negeri.
Mukhtarudin mencatat, alokasi KUR untuk tahun 2025 mencapai Rp210 miliar, namun yang baru dicairkan hanya Rp64 miliar. Ini menunjukkan masih ada kapasitas pinjaman yang besar.
Hasil pemetaan menunjukkan permintaan untuk sekitar 290.000 tenaga kerja Indonesia di luar negeri, sementara jumlah pelamar baru hanya sekitar 20 persen dari peluang yang tersedia.
Di kesempatan terpisah, Wakil Menteri Christina Aryani bertemu dengan direksi Bank Artha Graha Internasional pada 21 November untuk membahas kerja sama penyaluran KUR bagi pekerja migran.
Dia mengatakan bank tersebut memiliki pengalaman lama dalam memberikan KUR untuk pekerja migran, termasuk untuk tujuan seperti Hong Kong dan Taiwan, meski sempat terhenti saat pandemi COVID-19.
Aryani menyebutkan, plafon KUR untuk pekerja migran pada tahun 2026 akan mencapai Rp208 miliar. Alokasinya mencakup Rp25 miliar melalui Bank Artha Graha, Rp25 miliar melalui Bank Sinarmas, Rp45 miliar melalui Bank Jawa Barat, dan Rp100 miliar melalui Bank Jakarta.
Pertemuan itu juga membahas langkah-langkah administratif dan teknis yang diperlukan sebelum program KUR pekerja migran diaktifkan kembali sepenuhnya.