BNPT menyoroti dua cara untuk mencegah serangan Moscow di Indonesia.

Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Mohammad Rycko Amelza Dahniel menyoroti dua cara untuk mencegah terjadinya serangan teror di Moskow, Rusia, di Indonesia.

“Pertama, kita perlu membangun ketahanan masyarakat,” ujar Dahniel pada hari Senin (25 Maret).

Menurut kepala lembaga tersebut, ketahanan masyarakat dapat dibangun dengan meningkatkan pengetahuan agar masyarakat memahami bahwa semua bentuk serangan teror adalah tragedi kemanusiaan yang bisa menghancurkan peradaban. Bahkan, tidak ada agama yang mengajarkan tindakan teror.

“Kedua, dengan menerapkan penegakan hukum yang efektif untuk langkah pencegahan. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan para pelaku teror, yang masih percaya bahwa melakukan kekerasan adalah hal yang benar, bahwa itu adalah praktik yang salah,” paparnya.

Dahniel menjelaskan bahwa penegakan hukum dimulai dengan penangkapan pelaku teror, memberikan hukuman, dan melakukan rehabilitasi melalui program deradikalisasi.

Ia mencatat bahwa program deradikalisasi meliputi persiapan agar para pelaku teror kembali ke masyarakat, termasuk kembali bekerja.

Namun, kedua metode tersebut merupakan upaya mitigasi yang dilakukan pihaknya sejak serangan di Moskow dianggap dapat menginspirasi kejadian serupa di negara ini.

Berdasarkan data dari Komite Investigasi Rusia pada 23 Maret, yang dilaporkan oleh Sputnik, jumlah korban tewas dalam serangan telah meningkat menjadi 133 orang.

Empat pelaku yang telah ditangkap adalah Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Rachabalizodu, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengkonfirmasi bahwa hingga 23 Maret, tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban serangan tersebut.

“Kedutaan Besar Indonesia di Moskow segera berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menjalin komunikasi dengan komunitas Indonesia di Rusia,” catat Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian tersebut, Judha Nugraha, dalam pernyataan tertulis pada 23 Maret.

MEMBACA  Tingkat kemiskinan sebesar 9,03% pada bulan Maret terendah dalam 10 tahun: Menteri Effendy

Penerjemah: Rio Feisal, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024