Buat Jenna dari New York, keputusan yang mestinya sederhana jadi bikin dia susah tidur. Temannya — yang sudah tiga tahun tidak komunikasi — tiba-tiba hubungi dia dan minta $900 untuk bayar hutang gudang penyimpanan. Katanya, semua barang dia ada di situ. Temannya bilang uangnya harus dibayar dalam beberapa hari lagi.
Jenna bisa kumpulkan uangnya, tapi itu akan sulit buat dia. Dia sedang kerja keras untuk lunasi cicilan rumah dan tahu bahwa memberi hampir $1.000 akan menghambat dia. Dia merasa bersalah: Gimana kalau situasinya terbalik? Gimana kalau dia memang harapan terakhir temannya?
Tapi waktu Jenna telpon ke The Ramsey Show minta nasehat, host Ken Coleman dan Jade Warshaw langsung jawab. Pendapat mereka? “Jangan”, dan mereka peringatkan bahwa menurut mereka, bertindak karena rasa bersalah bisa merugikan diri sendiri.
Minjam uang dari atau kasih pinjaman ke teman dan keluarga mungkin bikin beberapa orang tidak nyaman, tapi ini sangat biasa. Survey dari JG Wentworth bilang hampir 52% orang pernah minjam uang dari teman atau keluarga, dan 53% pernah kasih pinjaman. Hampir setengah dari yang minjam dari keluarga tidak mengharapkan uangnya dikembalikan, yang tunjukkan dukungan keuangan informal itu penting banget (2).
Tapi, kasih pinjaman ke orang yang sudah lama hilang kontak dan tiba-tiba minta uang? Di sinilah Coleman dan Warshaw mulai pertanyakan perasaan Jenna. Waktu ditanya gimana perasaannya pas temannya minta $900, Jenna akui reaksi pertamanya adalah kasihan.
“Dan kamu baru saja bilang bahwa $900 itu susah buat kamu, demi bantu seseorang bayar hutang. Dan orang ini bahkan tidak ada dalam hidup kamu,” jawab Coleman. “Dia bahkan tidak balik telepon kamu. Tidak balas pesan. Buat saya, ini harusnya ‘tidak’.
Saat obrolan lanjut, detailnya jadi lebih buruk. Jenna sendiri yang telepon perusahaan gudangnya dan tahu bahwa hutang temannya itu sebenernya dua kali lipat dari yang dia bilang, dan dia telat bayar untuk beberapa gudang.
“Itu artinya… dia mungkin minta $900 dari beberapa orang,” kata Coleman.
Warshaw nambahin: “Rasa bersalah dan kemurahan hati itu beda. Kamu tidak boleh memberi karena rasa bersalah; kamu memberi karena ada rasa senang untuk menolong.”
Mereka nasehatin, kalau Jenna memang mau bantu, dia harus anggap uang itu sebagai hadiah, bukan pinjaman — dan harus siap kalau uangnya tidak bakal kembali.
Cerita Jenna ini bikin banyak orang relate karena sering terjadi. Ahli keuangan bilang, beda antara bantu orang yang sedang susah dan bantu kebiasaan buruk orang.
Menurut konselor keuangan InCharge Debt Solutions, ‘enabling’ terjadi saat bantuan keuangan sekali jadi jadi kebiasaan. Untuk cegah itu, organisasi itu sarankan, saat kamu bantu dalam keadaan darurat, bicarakan gimana mengatasi situasi serupa di masa depan, misalnya dengan buat dana darurat.
Mereka juga bilang, tidak apa-apa buat minta rencana keuangan dari yang minjam dan detail gimana uangnya akan dipakai. Kalau bisa, beri hadiah, bukan pinjaman — tidak ada yang rusak hubungan seperti hutang yang belum dibayar. Mereka juga sarankan untuk tawarkan bantuan non-keuangan kalau tidak ada uang. Bisa bantu jaga anak, anter jemput, atau kasih makan di rumah, dan hati-hati kalau orangnya bilang cuma uang yang bisa bantu (3). Mungkin Jenna bisa hubungi lagi temannya dan tawarkan bantuan cara lain.
Terakhir, jangan sampe bantu orang lain menghalangi kebutuhan dan tujuan kamu sendiri. Laporan dari Savings.com bilang orang tua yang masih support anak dewasa mereka sering kasih lebih banyak uang ke anak daripada untuk masa depan mereka sendiri — mereka habiskan lebih dari dua kali lipat untuk bantu anak dewasa daripada yang mereka tabung untuk pensiun tiap bulan (4).
Kalau kamu di posisi Jenna, langkah pertama adalah pisahkan emosi dari hitungan. Sebelum setuju, tanya diri sendiri: Apa saya bisa berikan uang ini tanpa harap kembali, dan tanpa ganggu tujuan saya? Kalau iya, silakan. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Selanjutnya, bicara jujur. Tidak usah cari alasan yang panjang. Cukup bilang, “Maaf, saat ini saya tidak mampu bantu secara keuangan.”
Kalau kamu memang mau bantu tapi tidak ada uang, cari cara lain yang bukan uang. Tawarkan bantu buat atur keuangan, kasih info bantuan lokal, atau beri dukungan emosional. Tapi jangan jadi ‘penolong’ terus-terusan, karena itu bisa menjebak kalian berdua.
Ramsey Show Highlights (1); JG Wentworth (2); InCharge (3); Savings.com (4)
Artikel ini hanya untuk informasi dan bukan nasehat keuangan.