Oleh Gianluca Lo Nostro dan Leo Marchandon
(Reuters) – CEO Kyivstar dari Ukraina, Oleksandr Komarov, bilang pada hari Senin bahwa perusahaannya sedang menambah banyak tindakan untuk menjaga jaringan mereka tetap online. Ini dilakukan karena serangan Rusia membuat sistem listrik negara itu sangat tertekan.
Serangan Rusia ke infrastruktur energi Ukraina semakin menjadi-jadi. Pada hari Sabtu, banyak sekali drone dan misil menyerang gardu-gardu nuklir dan membunuh tujuh orang. Perusahaan energi negara, Tsentrenergo, menyebut ini serangan terbesar sejak perang dimulai tahun 2022.
“Sa’at ini, kami sudah punya lebih dari 3.500 generator tetap yang tersambung ke jaringan secara langsung,” kata Komarov kepada Reuters.
“Tekanan ke infrastruktur energi juga makin besar, karena jarak toleransi ini mengecil setiap ada serangan. Satu-satunya jawaban adalah menambah jumlah generator yang tersambung ke jaringan.”
Sejak 2022, Kyivstar sudah berusaha membuat jaringannya lebih tahan terhadap pemadaman listrik. Bagian-bagian penting yang menjalankan jaringan saat ini punya cadangan listrik yang bisa bertahan sampai tiga hari, kata Komarov.
Di gedung-gedung apartemen, lebih dari 90.000 kotak koneksi lokal sudah dipasang dengan solusi cadangan. Ini membuat mereka bisa tetap berjalan 10 sampai 12 jam saat listrik padam, sehingga kebanyakan pelanggan masih dapat layanan.
PERANG PENGARUHI NILAI PASAR SETELAH IPO
Pada bulan Agustus, Kyivstar menjadi perusahaan Ukraina pertama yang tercatat di bursa saham AS, walaupun semangat awal sekarang berubah jadi gejolak karena geopolitik.
Komarov bilang dia terutama bertemu dengan investor institusi besar dari AS yang fokus ke telekomunikasi dan pasar berkembang. Menurut mereka, Kyivstar terlihat “sangat undervalued” karena situasi yang sulit, tambahnya.
Perusahaan induknya, Veon, sedang bekerja sama dengan pemerintah Ukraina supaya investor ritel Ukraina bisa beli saham Kyivstar, kata CEO Veon Kaan Terzioglu dalam wawancara terpisah. Veon memegang 89.6% saham di Kyivstar, tapi pengenceran saham lebih lanjut mungkin saja, katanya.
Lebih awal hari Senin, Kyivstar melaporkan kenaikan pendapatan di kuartal ketiga hampir 20% menjadi $297 juta. Ini karena makin banyak orang Ukraina yang pakai layanan digital mereka.
Komarov bilang hasil ini didukung oleh stabilitas makroekonomi yang relatif baik di Ukraina, dampak positif dari kebijakan bank sentral, dan dukungan internasional untuk menstabilkan mata uang lokal.
(Dilaporkan oleh Gianluca Lo Nostro dan Leo Marchandon di Gdansk; Disunting oleh Matt Scuffham dan Milla Nissi-Prussak)