Seorang anak lelaki berusia sembilan tahun dan lima perempuan tewas dalam serangan menabrakan di pasar yang ramai.
Diterbitkan Pada 10 Nov 2025
Pengadilan di Jerman tenggara akan membuka persidangan terhadap seorang dokter Arab Saudi yang diduga melaksanakan serangan menabrakan tahun lalu.
Taleb al-Abdulmohsen, seorang psikiater berusia 51 tahun, akan menghadapi pengadilan pada hari Senin di kota Magdeburg, didakwa membunuh enam orang dan melukai lebih dari 300 orang ketika ia mengendarai van ke dalam pasar Natal yang ramai pada bulan Desember lalu.
Rekomendasi Cerita
Terdakwa telah didakwa melakukan enam pembunuhan, percobaan pembunuhan terhadap 338 orang lainnya, serta melakukan serangan “penuh pengkhianatan”. Korban tewas meliputi seorang anak lelaki berusia sembilan tahun dan lima perempuan berusia 45 hingga 75 tahun.
Dikarenakan jumlah korban yang besar, sebuah aula telah disiapkan sebagai pengadilan khusus yang akan mampu menampung seluruh peserta, yang diperkirakan mencakup lebih dari 140 penggugat bersama dan 400 saksi.
Tersangka, yang telah menyatakan antipati terhadap Islam dan simpati terhadap politik sayap kanan, akan ditempatkan di bilik anti peluru di tengah kehadiran kuat pasukan keamanan Jerman.
Al-Abdulmohsen, yang tiba untuk tinggal di Jerman pada tahun 2006, telah berada dalam tahanan sejak hari kejadian pada 20 Desember 2024, menghadapi hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan jika terbukti bersalah.
Menurut jaksa, al-Abdulmohsen tidak berada di bawah pengaruh alkohol atau substansi lain dan “bertindak atas dasar ketidakpuasan dan frustrasi terhadap jalannya serta hasil suatu sengketa perdata dan kegagalan berbagai pengaduan pidana”.
Ia menggambarkan dirinya sebagai “atheis Saudi” dan seorang aktivis yang kritis terhadap Islam.
Aktivitas daring Abdulmohsen juga mencakup kritik terhadap Jerman karena menerima terlalu banyak pengungsi Muslim dan dukungan bagi teori konspirasi mengenai “Islamisasi” Eropa. Ia telah menyatakan dukungan bagi partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD).
Meskipun demikian, AfD menggelar aksi “peringatan” di lokasi serangan, menyatakan bahwa “teror” yang tiba di Magdeburg harus dihentikan.
Pemimpin bersama Alice Weidel juga menyebut Abdulmohsen sebagai seorang “Islamis” dalam pidatonya di rally. Retorika semacam ini telah membantu partai sayap kanan tersebut mendapatkan pijakan di Jerman.
Pasca serangan, layanan keamanan menghadapi pertanyaan-pertanyaan tidak nyaman tentang apakah hal ini bisa dicegah, mengingat sejarah retorika ekstrem dan ancaman kekerasan Abdulmohsen.