Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, telah memerintahkan aparat untuk memprioritaskan perawatan medis bagi korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Utara pada hari Jumat.
“Reaksi pertamanya adalah memprioritaskan kondisi korban dan memastikan mereka mendapat perawatan,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Merdeka.
Dia menambahkan bahwa presiden memandang insiden ini sebagai peringatan bagi masyarakat untuk tetap waspada di rumah dan di sekolahan.
Prasetyo menekankan bahwa kesadaran masyarakat sangat penting untuk mencegah ancaman potensial. “Jika ada yang mencurigakan terlihat, masyarakat harus melapor dan tetap siaga di lingkungan rumah dan sekolah,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Metro Jaya, Inspektur Jenderal Asep Edi Suheri, melaporkan bahwa 54 orang luka-luka dalam ledakan itu, beberapa dengan cedera ringan hingga sedang.
Beberapa korban sudah ada yang dipulangkan. Polisi mengamankan TKP dengan garis polisi dan mensterilkan area dengan tim jihandak, tambahnya.
Berita terkait: Ledakan di sekolah Jakarta lukai 11 siswa dengan cedera pendengaran dan penglihatan
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan pemerintah provinsi akan menanggung semua biaya pengobatan bagi yang terluka, terlepas dari rumah sakit mana pun.
“Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami. Semua biaya perawatan akan ditanggung oleh pemerintah,” katanya.
Pramono memastikan bahwa pihak berwenang setempat, termasuk Dinas Pendidikan dan Kesehatan serta Wali Kota Jakarta Utara, telah diperintahkan untuk menangani dampak kejadian dan mengoordinasikan perawatan korban.
Ledakan di SMAN 72, yang terletak di Kelapa Gading Barat, telah meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan sekolah di ibu kota.
Aparat terus menyelidiki penyebab ledakan dan menjaga keamanan di lokasi sambil memastikan korban mendapat dukungan medis penuh.
Pejabat mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan aktivitas mencurigakan guna mencegah insiden serupa.
Berita terkait: Ledakan di sekolah Jakarta lukai 54 orang, penyelidikan dilakukan
Penerjemah: Fathur R, Tegar Nurfitra
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025