The London School of Economics bilang bahwa masa depan untuk keyboard mungkin tidak lama lagi. Mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2028, kita akan lebih banyak pakai suara untuk bekerja, bukan mengetik.
Artinya, nanti pekerja akan bicara ke smartphone atau laptop mereka karena perkembangan AI yang pesat. Seorang ahli berkata, untuk Generasi Alpha (yang lahir dari tahun 2010), kerja mereka akan diucapkan dulu sebelum ditulis. Mengetik nanti hanya untuk mengedit saja, draf pertama akan dari suara. Perubahan ini diperkirakan akan terjadi lebih cepat dari yang kita kira.
Tidak hanya Generasi Alpha yang akan merasakan manfaatnya. Perubahan ini terjadi karena bicara lebih sesuai dengan cara berpikir kita: cepat dan seperti percakapan. Ini akan membantu pekerja menangkap ide-ide kreatif dengan lebih baik, bahkan ketika tidak di depan meja. Teknologi suara juga bisa memudahkan banyak orang, seperti orang tua yang sibuk.
Namun, tidak semua setuju. Seorang profesor manajemen mengatakan bahwa catatan suara tidak akan sepenuhnya menggantikan email. Membaca teks tetap lebih cepat daripada mendengarkan audio, apalagi untuk mencari informasi penting.
Meskipun begitu, ia setuju bahwa suara akan semakin sering digunakan sebagai cara untuk input, yang kemudian akan diketik menjadi teks oleh AI. Tetapi, ada peringatan juga tentang tanggung jawab. Dengan pesan suara, sulit untuk melacak apa yang sudah dikatakan, berbeda dengan teks yang jelas. Bagi yang bahasa ibunya bukan Inggris atau punya masalah dalam bicara, teknologi suara justru bisa merepotkan. Ironisnya, sesuatu yang seharusnya memudahkan kerja malah bisa membuat banjir komunikasi dan mengganggu produktivitas.