Dampak Sanksi Baru AS: Kilang Minyak China Mulai Tinggalkan Minyak Rusia

BEIJING – Beberapa kilang minyak di China mulai berhenti mengimpor minyak mentah dari Rusia. Ini terjadi setelah Amerika Serikat dan sekutunya memberikan sanksi baru terhadap produsen energi utama Rusia dan pembelinya.

Langkah ini diambil oleh perusahaan minyak dan gas milik negara seperti Sinopec dan PetroChina Co. Mereka memilih untuk lebih berhati-hati setelah Washington memasukkan Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC ke dalam daftar hitam pada Oktober lalu. Menurut para pedagang, kedua perusahaan itu membatalkan beberapa pengiriman minyak Rusia yang seharusnya tiba bulan ini.

Kilang swasta kecil yang sering disebut "teapots" juga mulai menahan diri. Mereka khawatir akan mendapat hukuman seperti Shandong Yulong Petrochemical Co., sebuah kilang independen yang baru-baru ini dikenai sanksi oleh Inggris dan Uni Eropa karena tetap membeli minyak dari Rusia.

Salah satu jenis minyak yang paling terpengaruh adalah minyak ESPO. Minyak ini biasanya favorit di pasar Asia karena kualitasnya tinggi dan biaya pengirimannya rendah. Karena boikot ini, harga minyak ESPO turun sangat tajam. Konsultan Rystad Energy AS memperkirakan sekitar 400.000 barel per hari atau 45% dari total impor minyak Rusia ke China terkena dampak langsung dari keputusan untuk berhenti membeli.

MEMBACA  Kemenhub Indonesia Dukung Penyelidikan Penuh Kecelakaan Maut di Kalimantan