Jakarta (ANTARA) – Indonesia, yang diwakili oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan pemimpin bisnis Arsjad Rasjid, mempromosikan dialog, toleransi, dan keadilan sosial di Daring Peace – Pertemuan Internasional untuk Perdamaian 2025 di Roma pada 27 Oktober.
Ketiga pembicara tersebut menawarkan perspektif yang saling melengkapi tentang politik, spiritualitas, dan ekonomi, yang mencerminkan masyarakat Indonesia yang majemuk dan komitmen terhadap dialog yang berpusat pada manusia.
Jusuf Kalla, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 dan dikenal sebagai mediator konflik di Poso dan Aceh, menyatakan bahwa perdamaian lebih dari sekadar tidak adanya perang.
“Perdamaian adalah keberanian untuk meletakkan senjata, baik fisik maupun ideologis, dan memilih keadilan serta kemanusiaan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti peran masjid sebagai pusat komunitas untuk pengembangan moral dan sosial.
“Masjid seharusnya tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ruang yang menumbuhkan sikap sopan dan solidaritas kemanusiaan,” kata Kalla.
Berita terkait: Indonesia menyerukan rekonsiliasi dan keadilan untuk perdamaian
Nasaruddin Umar mengingatkan agar tidak mempolitisasi agama, dengan mencatat bahwa penyalahgunaan iman, bukan iman itu sendiri, yang mengancam perdamaian.
Imam Besar Masjid Istiqlal itu menekankan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta dan mendorong dunia untuk memandang Indonesia sebagai “laboratorium harmoni,” di mana komunitas agama hidup berdampingan dengan damai.
Arsjad Rasjid, ketua Dewan Masjid Indonesia untuk Kewirausahaan, membahas akar ekonomi dari konflik, dengan memperingatkan bahwa ketimpangan dapat memicu ketidakstabilan.
“Ekonomi tanpa kemanusiaan adalah bentuk konflik terselubung,” katanya, dengan menganjurkan pemberdayaan komunitas dan praktik bisnis yang bertanggung jawab sosial.
Pertemuan Internasional untuk Perdamaian 2025 di Roma menghimpun ribuan pemimpin global untuk membahas solusi atas meningkatnya konflik dan ekstremisme. Delegasi Indonesia menekankan interkoneksi antara dialog politik, nilai-nilai spiritual, dan keadilan ekonomi sebagai pilar penting untuk perdamaian berkelanjutan di seluruh dunia.
Berita terkait: Retno Marsudi, Jusuf Kalla terima penghargaan MUI untuk upaya perdamaian
Penerjemah: Nadia Putri Rahmani, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025