Kunci Kesepakatan dan Pendanaan untuk Antisipasi Pandemi Selanjutnya: Kementerian

DENPASAR (ANTARA) – Kementerian Kesehatan menekankan bahwa perjanjian pandemi dan dananya sangat penting untuk menghadapi kemungkinan pandemi di masa depan.

Menurut Bonanza Perwira Taihitu, Staf Ahli untuk Politik dan Globalisasi Kesehatan di kementerian, meskipun ada mekanisme pendanaan untuk masa damai, mode pembiayaan global masih kurang. Inilah alasan mengapa Dana Pandemi dibuat.

"Mode pendanaan untuk masa damai, ya kita punya, tetapi mode pembiayaan di seluruh dunia adalah sesuatu yang kita kurang, jadi itulah sebabnya kami menciptakan Dana Pandemi itu," kata Taihitu di sini pada hari Kamis.

Pernyataan ini dia sampaikan dalam presentasinya pada Pertemuan Umum Tahunan (AGM) ke-26 Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) 2025 yang diadakan di Denpasar, Bali pada Kamis (30 Okt).

Dia mencatat bahwa pandemi COVID-19 menyoroti perlunya dana yang besar untuk memerangi krisis, yang mendorong Menteri Budi Gunadi Sadikin untuk mengusulkan Dana Pandemi, sebuah mekanisme pembiayaan multilateral untuk meningkatkan kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) terhadap pandemi.

Dana ini penting untuk produksi vaksin skala besar guna mengatasi pandemi.

Oleh karena itu, Taihitu menyampaikan apresiasi kepada DCVMN atas usahanya dalam mendapatkan investasi untuk penelitian dan produksi vaksin COVID-19.

Berita terkait: Bio Farma co-hosts 26th DCVMN AGM to strengthen vaccine resilience

Dia juga menekankan pentingnya Perjanjian Pandemi dalam memberikan kejelasan hukum tentang penggunaan dana tersebut.

"Perjanjian Pandemi itu penting untuk memberikan kejelasan hukum tentang cara melakukan, apa, dan kapan. Jadi, dari sudut pandang Indonesia, perjanjian ini sangat penting," ujarnya.

Dr. Madeleine Heyward, Wakil Ketua Biro Kelompok Kerja Antarpemerintah tentang Perjanjian Pandemi WHO, menyatakan bahwa Dana Pandemi telah dibentuk dan sudah beroperasi.

MEMBACA  Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Yasir: Koperasi Desa Merah Putih Berencana Menekan Harga Barang

Meskipun Perjanjian Pandemi masih bersifat teoretis sampai berlakunya, dia mendorong para pemangku kepentingan untuk melanjutkan dengan pelaksanaannya.

"Kami memiliki perjanjian, yang sebagian besarnya telah disepakati sepenuhnya tanpa keraguan. Dan saya pikir itu menjadi tanggung jawab kami untuk mulai bertindak berdasarkan bagian yang telah disepakati sementara bagian yang masih memerlukan negosiasi diselesaikan," katanya.

Dengan tema "Memajukan Inovasi dan Membangun Ekosistem Vaksin yang Tangguh untuk Dunia yang Lebih Aman," AGM DCVMN ke-26 tahun 2025 ini diadakan untuk merayakan kemajuan yang dicapai oleh anggota jejaring dalam memperkuat keamanan kesehatan global.

Berita terkait: Strengthening Global Collaboration to Build a Resilient and Sustainable Vaccine Ecosystem

Reporter: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025