Karyawan perusahaan Target Corp. masuk ke rapat Zoom untuk perusahaan pada hari Selasa pagi. Mereka ingin tau apakah mereka termasuk dari 1,000 orang yang akan di-PHK oleh toko ritel itu.
Tapi, mereka malah mendengar keheningan karena ada masalah teknis yang menghilangkan suara di panggilan itu. Ini membuat para karyawan hanya menatap logo Target yang berwarna merah terang selama beberapa menit sementara masalah itu diatasi.
Setelah rapat selesai, karyawan di Zoom menerima email dari kepala HRD Target. Email itu merangkum isi panggilan, mengkonfirmasi bahwa posisi mereka memang dihapus, dan meminta maaf untuk masalah teknisnya.
Seorang juru bicara Target tidak mau berkomentar.
Masalah kecil ini menambah daftar kesalahan komunikasi yang membuat karyawan kesal. Target sedang melakukan restrukturisasi besar-besaran pertama mereka dalam hampir 10 tahun. Pada hari Kamis, Target umumkan mereka akan memotong 1,000 posisi dan tidak akan mengisi 800 lowongan kerja lagi sebagai bagian dari rencana penghematan.
Rincian PHK dan fakta bahwa karyawan yang terkena dampak akan dibayar sampai awal Januari tidak termasuk dalam memo internal tanggal 23 Oktober dari CEO baru Michael Fiddelke. Banyak karyawan Target mengetahui detail itu dari laporan media.
Minggu lalu, beberapa karyawan menerima pesan yang seolah-olah adalah undangan wawancara kerja. Ternyata, itu adalah latihan keamanan dari departemen keamanan Target. Manajer keamanan Target kemudian minta maaf karena latihan itu mungkin menyebabkan stres tambahan di saat ada PHK.
Target sedang melakukan reorganisasi besar pertamanya dalam satu dekade. Beberapa karyawan menghadapi kebingungan dalam beberapa tahun terakhir karena kurangnya kejelasan tentang berbagai hal di perusahaan, termasuk kebijakan keberagaman.
Perusahaan ini adalah salah satu dari beberapa perusahaan besar yang memecat pekerja untuk memotong biaya. Amazon.com Inc. berencana memotong 14,000 pekerjaan kantor, sementara United Parcel Service Inc. telah memotong 34,000 peran tahun ini.
Target, yang berbasis di Minneapolis, berusaha untuk membalikkan penjualan yang lambat untuk waktu yang lama. Harga sahamnya mencapai rekor selama pandemi, tapi berhenti ketika inflasi terjadi dan orang-orang mengurangi belanja. Perusahaan juga menghadapi tantangan lain, termasuk boikot setelah menarik kebijakan keberagamannya.
PHK ini mempengaruhi berbagai tim di Target, termasuk tim merchandising, manajemen produk, akuntansi, dan keamanan siber. Pekerja yang terkena dampak juga akan menerima pesangon, kata perusahaan sebelumnya.