Munculnya Perang Hibrida: Kontradiksi Sipil-Militer Sudah Tidak Relevan

JAKARTA – Pengamat militer Selamat Ginting ngomong kalo perang antara negara sekarang udah bukan perang infanteri lagi, tapi udah berubah jadi perang hybrid. Makanya, perlu ada kerja sama yang saling menguntungkan antara sipil dan militer.

Dia jelasin, perang hybrid ini mencakup unsur politik, psikologi, ekonomi, cyber, dan budaya. Menurut dia, batas antara sipil dan militer jadi nggak jelas dalam perang hybrid ini. Jadi, diperlukan kolaborasi yang saling ketergantungan antara sipil dan militer.

"Inilah dunia kontemporer yang bener-bener kita lihat ada perubahan mendasar dalam perang, udah bukan generasi ketiga antar-infantri lagi tapi udah generasi kelima, yaitu perang hibrida," kata Selamat Ginting di acara diskusi yang diadain Partai Negoro di daerah Tebet, Jakarta Selatan, hari Kamis (30/10/2025).

Dia nunjukin contoh pake nya sound horeg dalam perang antara Thailand sama Kamboja beberapa waktu yang lalu. Dia juga puji sistem hankamrata yang dikembangin sama para pendiri negara, dimana TNI dan Polri jadi kekuatan utama, dan rakyat sebagai pendukung.

MEMBACA  BMKG menggunakan teknologi untuk mengurangi potensi tsunami di Gunung Ruang