Energi Nuklir: Pilihan Strategis Indonesia Menurut Pemerintah

Jakarta (ANTARA) – Indonesia berencana untuk menjadikan tenaga nuklir sebagai bagian penting dalam transisi energi jangka panjangnya. Pemerintah tidak lagi menganggapnya sebagai pilihan terakhir, tetapi sebagai pilar untuk keamanan energi nasional, dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung, pada Senin.

Yuliot menyatakan bahwa komitmen Indonesia terhadap energi nuklir sudah dimulai sejak awal tahun 1960-an. Saat itu, Indonesia membangun tiga reaktor penelitian: Reaktor Triga 2 megawatt di Bandung, Reaktor Kartini 100 kilowatt di Yogyakarta, dan Reaktor Serpong 30 megawatt di Tangerang Selatan.

Dia menambahkan bahwa pengembangan nuklir di Indonesia didukung oleh kerangka hukum yang kuat. Ini termasuk Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1967 tentang Ketenaganukliran dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, yang diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Berdasarkan kebijakan ini, Indonesia menargetkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya pada tahun 2032. Kapasitasnya akan diperluas menjadi 44 gigawatt (GW) pada tahun 2060 — 35 GW untuk listrik dan 9 GW untuk produksi hidrogen. Porsi energi nuklir dalam bauran energi nasional ditargetkan mencapai lima persen pada 2030, dan meningkat menjadi 11 persen pada 2060.

Yuliot mengakui bahwa meskipun tenaga nuklir menawarkan potensi yang besar, tantangan tetap ada, khususnya dalam hal pendanaan dan jadwal konstruksi.

Dia mencatat bahwa membangun satu pembangkit nuklir bisa menghabiskan biaya sekitar 3,8 miliar dolar AS, dengan periode pembangunan empat hingga lima tahun.

Kekhawatiran masyarakat mengenai risiko bencana juga tetap menjadi pertimbangan penting.

Untuk memastikan keamanan, semua proyek akan diawasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang berkoordinasi dengan mitra internasional untuk memenuhi standar keamanan global.

MEMBACA  Pusat Komando untuk mendukung keamanan acara I-Day di IKN

Yuliot menekankan bahwa dengan perencanaan dan pengawasan yang tepat, tenaga nuklir dapat memainkan peran penting dalam menjamin keamanan energi Indonesia, mengurangi emisi karbon, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan seiring dengan terus meningkatnya permintaan listrik.