Dukungan Indonesia untuk Peran AS dalam Upaya Perdamaian ASEAN di KTT Kuala Lumpur

Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyatakan dukungannya untuk Amerika Serikat agar terus terlibat dengan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), termasuk perannya dalam menengahi konflik antara Thailand dan Kamboja.

“Keterlibatan ini sangat positif bagi ASEAN dan AS. Kami senang bahwa AS telah membantu menengahi konflik antara Thailand dan Kamboja,” kata Prabowo dalam wawancara doorstep di sela-sela KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur pada hari Minggu.

Kepala negara Indonesia juga mencatat bahwa KTT ASEAN telah memberikan hasil yang positif untuk kawasan ini.

“Hasil dari KTT ini sangat positif,” ujarnya menegaskan.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet secara resmi menandatangani perjanjian damai untuk menyelesaikan konflik perbatasan mereka baru-baru ini.

Penandatanganan ini berlangsung selama KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia.

Penandatanganan disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang menjabat sebagai Ketua ASEAN tahun ini, dan Presiden AS Donald Trump.

Dalam sambutannya pada upacara tersebut, Presiden Trump mengatakan bahwa Perdana Menteri Malaysia memainkan peran kunci dalam menyatukan Thailand dan Kamboja untuk berunding di Kuala Lumpur.

Trump mencatat bahwa ketika bentrokan perbatasan terjadi, AS segera menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga stabilitas dan perdamaian regional dan global.

Dia mengingat kembali dengan menghubungi kedua pemimpin melalui telepon saat berada di Turnberry, Skotlandia, dan melakukan beberapa panggilan tiga arah dan empat arah.

Menurut Trump, baik dia maupun Anwar mendorong kedua pihak untuk memilih perdamaian daripada konflik yang tidak perlu.

Setelah pembicaraan yang produktif pada akhir Juli, Thailand dan Kamboja menyetujui gencatan senjata dan membangun kembali hubungan yang bersahabat dan kooperatif.

MEMBACA  Apakah Marjorie Taylor Greene terlalu Maga untuk Trump? - Apakah Marjorie Taylor Greene terlalu Maga untuk Trump?